kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.922   8,00   0,05%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Di Tengah Pelemahan Rupiah, Perbankan Berupaya Jaga Likuiditas Valas


Kamis, 13 Juni 2024 / 05:25 WIB
Di Tengah Pelemahan Rupiah, Perbankan Berupaya Jaga Likuiditas Valas
ILUSTRASI. Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4). Tren pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih berlanjut, hal ini berpotensi membayangi likuiditas valas di perbankan.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

Sebelumnya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan tren simpanan dalam valuta asing (Valas) mengalami penyusutan, hal ini seiring dengan tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Pada 12 Juni 2024, rupiah bahkan sempat menyentuh level Rp 16.300 pada siang hari, namun bergerak menguat tipis ke level 16.290 setelah. Ini merupakan pelemahan ke level terendah dalam empat tahun terakhir sejak April 2020 yang mendekati Rp 16.000 per dolar AS

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya telah memproyeksikan tren pelemahan rupiah masih akan berlanjut di tengah volatilitas pasar keuangan global dan ketidakpastian ekonomi.

Baca Juga: Dolar AS Kian Perkasa, Apa Kabar Likuiditas Valas Perbankan?

Purbaya merinci per April 2024, kelompok tabungan valas di bawah Rp100 juta turun 4,57% yoy. Lalu, tabungan valas kelompok Rp 200 juta hingga Rp 500 juta juga susut secara signifikan hingga 13,26% yoy. Bahkan, dia menuturkan tabungan atas dua kelompok ini terus terkontraksi sejak Januari hingga April 2024.

Purbaya juga menyebut simpanan valas kelas menengah di bawah Rp 5 miliar hingga Rp 2 miliar juga terkoreksi. Dia menilai tren penurunan simpanan valas tersebut disebabkan masyarakat yang memanfaatkan momentum penguatan dolar untuk keuntungannya dengan menjualnya.

“Mungkin mereka sebagian take profit karena valas tinggi dijual atau perlu dana tambah untuk kegiatan mereka. Trennya turun dalam beberapa bulan terakhir,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×