Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ancaman virus corona membayangi industri asuransi jiwa. Sejumlah daerah yang terpapar corona (Covid-19) memaksa asuransi membatasi kegiatan operasionalnya dan jika terus berlanjut dikhawatirkan mengganggu bisnis industri.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menilai hal ini berpotensi pada penurunan pendapatan premi industri asuransi jiwa. Meski demikian, para pemain asuransi tidak akan tinggal diam.
Baca Juga: Fintech lending lakukan mitigasi risiko hadapi efek wabah corona
“Mereka pasti akan melakukan banyak inisiatif untuk menggenjot premi baru. Jangan lupa bahwa apapun situasinya, asuransi jiwa itu tetap dibutuhkan bagi masyarakat,” kata Togar kepada Kontan.co.id, Jumat (20/3).
Salah satunya dengan maksimal layanan dan penjaulan melalui kanal digital. Dengan begitu, masyarakat bisa mengakses produk asuransi dan tidak perlu mendatangi perusahaan asuransi ketika wabah corona kian meluas.
Potensi penurunan juga dikhawatirkan PT Asuransi BRI Life. Direktur Utama BRI Life Gatot M. Trisnadi mengungkapkan, bahwa produk unitlink yang dipasarkan di zona merah Covid-19 paling berdampak terhadap bisnis perusahaan. Zona merah merupakan kawasan yang sudah terpapar virus corona sehingga dilarang saling bertatap muka.
Baca Juga: Terapkan work from home, Allianz: Layanan nasabah tetap berjalan normal
“Kebijakan operasional BRI Life sepenuhnya mengikuti kebijakan zonasi merah, kuning hijau di kantor Bank BRI seluruh Indonesia. Setiap hari masih dievaluasi sesuai dengan perkembangan wabah,” ungkapnya.