kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Digitalisasi, KreditPlus bisa pangkas cost hingga 20% tahun ini


Rabu, 07 Februari 2018 / 22:49 WIB
ILUSTRASI.


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Finansia Multi Finance atau KreditPlus meyakini proses digitalisasi bakal menjadi kekuatan perusahaan ini ke depan. Persaingan dengan teknologi finansial (tekfin), menjadi pemicu perusahaan tersebut melakukan digitalisasi dengan nilai yang tidak kecil.

Direktur Finansia Multi Finance Peter Halim bilang sejak tahun 2014, perusahaannya telah mengeluarkan biaya sekitar US$ 3 juta. Ia meyakini dengan proses digitalisasi, berdampak pada lebih efisiennya arus keuangan KreditPlus. Setidaknya, untuk tahap pertama, ia meyakini biaya beban yang bisa dipangkas melalui proses digitalisasi di tahun ini sebesar 20%.

“Di tahun berikutnya, saya rasa tidak tertutup kemungkinan akan bisa lebih besar dari itu,” kata Peter saat dihubungi Kontan.co.id pada Rabu (7/2).

Untuk sementara, KreditPlus masih menunggu perkembangan perbaruan regulasi dari regulator. Peter mencontohkan, salah satunya terkait aturan tandatangan digital. Sampai saat ini, perusahaan pembiayaan masih mengandalkan tandatangan secara manual.

Terkait mitigasi risiko dari transaksi yang masuk melalui digitalisasi, Peter juga yakin sistem yang dimilikinya sudah aman dan tidak mudah diretas. “Digital signature juga akan melalui pihak ketiga yang melakukan verifikasi,” jelasnya.

Digital signature sebagai bentuk kesepakatan transaksi ini nantinya akan menggunakan PIN yang digunakan untuk mengidentifikasi kreditur secara online.

Sepanjang 2017, KreditPlus telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 3,8 triliun. Untuk tahun ini, perusahaan itu menargetkan pertumbuhan pembiayaan di kisaran 18% sampai 20%.

Peter mengatakan, pertumbuhan di 2017 didominasi dari pembiayaan untuk mobil bekas dengan pertumbuhan 40%. Untuk pembiayaan motor bekas mengalami pertumbuhan 9%. “Sementara digital, electronic, and appliances (DE&A) tumbuh 14%,” kata Peter.

Di tahun ini, Peter melihat secara industri pertumbuhan pembiayaan di tiga segmen yang dipegang KreditPlus akan sedikit flat. Agaknya memang menargetkan pertumbuhan 18% sampai 20% terkesan ambisius. Tetapi toh di tahun lalu, saat pertumbuhan pembiayaan mobil di industri tidak naik drastis, KreditPlus mampu mencatat pertumbuhan 40%

Sementara itu, catatan portofolio KreditPlus di tahun 2017 berasal dari pembiayaan motor bekas 40%, mobil bekas 22%, DE&A 38%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×