Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu miring mendera Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri). Tersiar kabar investasi saham yang dimiliki Asabri rontok pada tahun lalu.
Sayangnya, pihak Asabri belum mau berkomentar terkait masalah tersebut. Sekretaris Perusahaan Asabri Meirizal C menyatakan, pihaknya akan memberikan penjelasan soal investasi saham Asabri setelah mengkonfirmasi kepada pihak terkait.
“Saya harus cari tahu siapa yang pas buat menjawab. Jadi tidak bisa [dijawab] hari ini, begitu ada perkembangan nanti saya kontak,” kata Meirizal kepada Kontan.co.id, Jumat (10/1).
Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Hadiyanto juga mengklarifikasi kabar yang beredar di media bahwa saham Asabri rontok hingga 90%. Pihaknya sama sekali tidak pernah membahas soal itu pada pertemuan di Istana Wakil Presiden, Kamis lalu (9/1).
Baca Juga: Belum terima audit BPK, Erick Thohir belum mau angkat bicara soal Asabri
Ia hanya memerintahkan Asabri dalam penempatan investasi saham harus memperhatikan manfaat jangka panjang serta memberikan keuntungan ke perusahaan.
Terlebih, bendahara negara telah menerbitkan pedoman berinvestasi bagi perusahaan pengelola dana jangka panjang milik negara, di mana aturan tersebut menjadi acuan bagi direksi dalam melakukan penempatan investasi.
“Pedoman investasi sudah ada, tetapi yang utama itu kebijakan berinvestasi oleh direksi harus sesuai dengan tata kelola yang baik,” terang Hadiyanto.
Pada November 2019 lalu, Asabri mengklaim kinerja masih berjalan normal dan optimistis meningkat tahun depan. Asuransi sosial yang melayani TNI dan Polri ini mempersiapkan strategi agar kinerja investasi moncer.
Saat itu, Sekretaris Perusahaan Djoko Rachmady menyatakan, tahun depan Asabri menargetkan hasil investasi tumbuh satu digit. Pertimbangannya adalah kondisi pasar.
“Asabri tidak berani menargetkan pertumbuhan dua digit. Tapi kami optimistis tahun depan tumbuh [satu digit],” katanya.