Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi
Stanley menuturkan, di MUF sendiri pembiayaan kendaraan listrik sudah meningkat, walau secara total volume masih belum signifikan. Sayangnya, dia tak menyebutkan berapa besarannya.
Namun demikian, Stanley menyebut masih ada beberapa perhatian terhadap pembiayaan kendaraan listrik ini antara lain prediksi harga bekas atau penjualan kembali kendaraan listrik, perkembangan teknologi kendaraan listrik, yang sampai sekarang masih berkembang pesat terkhusus baterai.
“Infrastruktur penunjang pengisian baterai yang merupakan kebutuhan pokok penetrasi perkembangan kendaraan listrik dan konsistensi kebijakan pemerintah terkait kendaraan listrik, termasuk subsidi harga yang hari ini sedang berjalan,” imbuhnya.
Tak ketinggalan, PT Adira Dinamila Multi Finance (Adira Finance) menyebut dampak dari aksi korporasi perusahaan pada peningkatan kendaraan listrik belum terlihat, karena masih terlalu awal.
“Namun kami bisa melaporkan bahwa pembiayaan EV cenderung naik 2-3 kali lipat antar kuartal. Sampai Agustus 2023, kami sudah membantu pembiayaan EV sebesar Rp 107 miliar,” ujar Direktur Keuangan Adira Finance, Sylvanus Gani Mandrofa kepada KONTAN.
Gani menuturkan, pihaknya melihat peluang positif pada pembiayaan ini tetapi juga memiliki beberapa tantangan terhadap kendaraan listrik.
“Pertama harga kendaraan, kedua infrastruktur pendukung, ketiga pengalaman atau pengetahuan market tentang resale value (nilai jual kembali) juga masih minim,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News