Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Dengan diterbitkannya SEOJK 5 terkait produk PAYDI, Eben menilai sebenarnya sudah jelas bahwa produk saving plan termasuk dalam kategori PAYDI, sehingga tidak boleh memberikan guaranteed return atau manfaat pasti.
BNI Life saat ini memiliki produk Optima Group Saving yang diperuntukkan bagi perusahaan yang ingin menyiapkan pendanaan bagi kewajiban jangka pendek sampai jangka panjang perusahaan kepada karyawan ataupun manajemen perusahaan.
“Adapun total pendapatan premi sampai dengan Oktober 2022 lebih dari Rp 594 miliar. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy) mengalami sedikit penurunan kurang lebih sebesar 8%,” ujarnya.
Baca Juga: Gandeng AWS dan Telkomsigma, Bank DKI Perkuat Transformasi Layanan Digital
Perencana keuangan Risza Bambang pun berpendapat bahwa produk Saving Plan harus dihapus dari jenis produk asuransi. Ia menilai tujuan produk ini sebenarnya adalah produk investasi.
Tak hanya itu, ia juga melihat ada resiko tinggi dalam hal investasi mengingat bunga yang dijamin selama 1 tahun, lalu diumumkan bunga dijamin untuk tahun berikutnya.
Juga punya resiko tinggi dalam hal investasi mengingat bunga yang dijamin selama 1 tahun, lalu diumumkan bunga dijamin untuk tahun berikutnya.
Baca Juga: BNI Life Meluncurkan Platform Digital Plan Blife
“Biasanya jenis proteksi saving plan ini hanyalah asuransi kecelakaan dengan nilai santunan sangat rendah atau kecil. Tujuannya agar produk ini masih bisa dikategorikan sebagai produk asuransi walau elemen proteksi bisa dianggap diabaikan,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News