kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.924   -49,00   -0,31%
  • IDX 7.292   -21,99   -0,30%
  • KOMPAS100 1.117   -4,81   -0,43%
  • LQ45 885   -6,77   -0,76%
  • ISSI 223   0,47   0,21%
  • IDX30 455   -4,00   -0,87%
  • IDXHIDIV20 548   -5,13   -0,93%
  • IDX80 128   -0,61   -0,47%
  • IDXV30 137   -0,27   -0,20%
  • IDXQ30 151   -1,53   -1,01%

Dipimpin East Ventures, T-Lab raih pendanaan Rp 22,7 miliar


Kamis, 23 September 2021 / 13:16 WIB
Dipimpin East Ventures, T-Lab raih pendanaan Rp 22,7 miliar
T-Lab,?edtech penyedia platform pembelajaran Bahasa Mandarin.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. T-Lab, perusahaan edtech penyedia platform pembelajaran Bahasa Mandarin yang berfokus pada pasar global terutama Amerika dan Asia Tenggara, meraih pendanaan tahap awal senilai US$ 1,6 juta atau sekitar Rp 22,7 miliar.

Pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures, dengan partisipasi dari K3 Ventures, Blue Elephant Capital, serta Plug & Play. Co-Founder T-Lab Gin Zhang mengatakan, dana segar ini akan digunakan untuk menguatkan tim riset dan pengembangan (R&D) T-Lab.

"Kemudian meningkatkan kualitas kurikulum agar dapat menyediakan sumber pendidikan Bahasa Mandarin yang berkualitas," kata Gin, dalam keterangan resmi, Kamis (23/9). 

T-Lab didirikan saat para pendiri T-Lab menyadari adanya kekurangan sumber pendidikan Bahasa Mandarin. Tahun 2018 lalu, jumlah pelajar Bahasa Mandarin di seluruh dunia mencapai 180 juta dan terus bertambah hingga 14.2% setiap tahunnya, sedangkan 95% guru Bahasa Mandarin yang memenuhi kualifikasi berlokasi di Mainland China (Daratan Tiongkok). 

Baca Juga: Dipimpin East Ventures, komunal raih pendanaan Rp 30 miliar

Maka dari itu, lembaga-lembaga pendidikan bahasa Mandarin berbasis offline tidak dapat memenuhi kebutuhan para pelajar baik secara kuantitas maupun kualitas. Para pelajar mendapat pengalaman belajar serta hasil yang kurang optimal dengan biaya pendidikan yang tinggi.

“Setiap daerah memiliki kebutuhan dan ekspektasi belajar yang berbeda-beda. namun, lembaga pendidikan offline maupun online masih kurang memiliki ahli profesional untuk memformulasikan, meneliti dan mengembangkan sebuah metode pengajaran yang lengkap untuk setiap pasar nasional yang berbeda," jelas dia.

Meski banyak lembaga pengetahuan Bahasa Mandarin berbasis online, namun aplikasi yang dilengkapi fitur AI (Artificial Intelligence) yang bisa berinteraksi langsung dengan kebutuhan belajar masing-masing murid masih sangat sedikit.

Kesempatan ini membuat Gin dan Phillip Zhao untuk membuat sebuah platform pembelajaran Bahasa Mandarin yang canggih bernama T-Lab Linnet Chinese di tahun 2021. Mereka menggunakan teknologi AI untuk mengoptimalkan pengalaman belajar bagi murid K-12, tim pengajar T-Lab, dan juga para orang tua. 

Produk utama dari T-Lab, Linnet Chinese, adalah sistem pengajaran berbasis AI+Live pertama di dunia untuk menciptakan lingkungan belajar umpan balik (closed-loop environment) sehingga murid dapat mencapai target pembelajaran mereka.

Gamifikasi AI atau pengaplikasian elemen-elemen permainan dalam proses pengajaran dapat menstimulasi ketertarikan murid, dan membuat mereka terus terlibat dalam pelajaran. Teknologi ini pun mengadaptasi kebutuhan pelajaran yang unik dari setiap negara dan pasar yang berbeda-beda, serta kebutuhan fisiologis dari setiap pelajar. 

Selanjutnya: Gandeng AC Ventures, Capria Ventures perkuat investasi di Asia Tenggara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×