Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan telah mengalami perubahan pesat akibat perkembangan teknologi. Perubahan tidak hanya terjadi pada layanan perbankan tetapi struktur managemen juga tampak sudah mulai berbeda dari beberapa tahun silam.
Jika kita melihat mundur lima tahun ke belakang, jarang ditemui jajaran direksi di bank berusia berusia di bahwa 45 tahun. Namun, seiring digitalisasi berkembang, bank digital tumbuh subur bak jamur di musim hujan, wajah-wajah muda sudah mulai ramai menduduki jabatan direksi bank.
Direksi millenial bukan lagi sesuatu yang asing. PT Bank Aladin Syariah Tbk saat ini dipimpin oleh Presiden Direktur berusia 32 tahun, Dyota Mahottama Marsudi. Pria kelahiran Palembang tahun 1989 ini diangkat menjadi Presiden Direktur lewat RUPSLB sejak April 2021 lalu dan sudah lulus fit and proper test dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Lulusan lulusan sarjana ekonomi dari Universitas Indonesia dan Master of Business Administration (MBA) dari INSEAD ini memulai karirnya sebagai konsultan di perusahaan penyedia layanan konsultasi yang berkantor pusat di Massachusetts, Boston Consulting Group (BCG) dari 2011 hingga 2017.
Baca Juga: Disebut dipinang Investree, Bank Amar sebut ada beberapa calon investor right issue
Direksi Bank Aladin lainnya juga tergolong cukup muda. Firdila Sari, Direktur Digital Banking yang lahir pada tahun 1985, Willy Hambali Direktur Keuangan dan Strategi lahir tahun 1981, dan Mohammad Riza Direktur Bisnis lahir tahun 1978.
Direksi millenial juga mewarnai bank digital lainnya, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO). Sang pimpinan, Kaspar Situmorang masih berusia 36 tahun. Direktur Digital Bisnis bank ini, Bhimo Wikan Hantoro, juga masih berusia sama dengan sang dirut.
Namun, direksi dua bank ini tidaklah seluruhnya millenial. Direksi lain ada yang memiliki pengalaman lebih panjang di industri keuangan.
Menurut Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan, struktur managemen bank-bank digital yang tepat adalah diisi orang-orang yang kompeten dan memiliki passion dalam mengembangkan digitalisasi.
Selain itu, kombinasi antara anak muda dan figur-figur berpengalaman juga perlu dilakukan agar bank bisa lebih berkembang. "Dari millenial mungkin bisa mengisi bisnis dan operasional digitalnya, sementara managemen risiko dapat diisi orang-orang yang memiliki pengalaman dalam bidang perbankan dan keuangan secara mumpuni," kata Trioksa kepada Kontan.co.id, Senin (13/12).
Sosok-sosok muda yang ditunjuk sebagai direksi dipercaya bisa membawa perubahan positif dengan semangat dan harapan baru bagi bank terutama dalam menghadapi perubahan teknologi yang begitu cepat.
Bagi Dyota Mahottama, kombinasi direksi dan calon direksi Bank Aladin cukup unik karena datang dari beragam latar belakang, mulai dari konsultan, startup, Fintech dan perbankan.
Menurutnya, kombinasi itu menjadi penting. Bila dihadapkan pada sebuah masalah baru maka pendekatan untuk menyelesaikannya harus baru.
Baca Juga: Dikabarkan akan masuk ke Bank Amar, CEO Investree: Itu gosip
"Dengan latar belakang yang beragam maka kami harap akan menghasilkan penawaran inovatif yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk menghadapi masalah itu," ujar Dyota.
Bank Digital lainnya dijalankan oleh managamen yang bervariasi. Walaupun tak semuda pimpinan dua bank tadi, Direktur Utama Bank Jago Karim Siregar juga masih terbilang muda. Dia memiliki pengalaman di bidang IT cukup panjang.
Adapun Bank Neo Commerce dipimpin Tjandra Gunawan yang lahir pada 1973.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News