kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditopang pembiayaan, laba bersih BCA Syariah tumbuh 25,23% di semester I-2018


Selasa, 31 Juli 2018 / 13:37 WIB
Ditopang pembiayaan, laba bersih BCA Syariah tumbuh 25,23% di semester I-2018
Direksi BCA Syariah saat pemaparan kinerja


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BCA Syariah sampai dengan paruh pertama 2018 berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja signifkan. Hal ini tercermin dari perolehan laba bersih yang naik 25,23% dari Rp 20,13 miliar di semester I-2017 menjadi Rp 25,21 miliar pada semester I-2018.

Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih mengungkapkan pertumbuhan tersebut utamanya ditopang dari realisasi pembiayaan yang mencapai Rp 4,71 triliun atau naik 21,33% secara year on year (yoy).

Sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perseroan juga tumbuh 21,81% dari Rp 4,24 triliun menjadi Rp 5,17 triliun.

Pertumbuhan tersebut juga mendongkrak kenaikan aset BCA Syariah pada semester I-2018 menjadi Rp 6,4 triliun, naik 18,6% dibanding periode tahun sebelumnya yang mencapai Rp 5,4 triliun. John mengatakan, pembiayaan perseroan antara lain disumbang dari sektor produktif sebanyak 97% dari total pembiayaan. Sementara 3% sisanya merupakan sektor konsumsi.

"Dari sektor produktif itu, sekitar 77,69% merupakan komersial, penyaluran pembiayaan kami masih fokus pada sektor produktif khususnya komersial diikuti oleh UMKM dan konsumer," ujar John di Jakarta, Selasa (31/7). 

Pihaknya memang lebih memilih menyalurkan ke sektor tersebut lantaran besaran aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) di sektor produktif lebih rendah.

Memang, bila dirinci porsi pembiayaan komersial BCA naik dalam setahun terakhir dari 72,1% menjadi 77,69% atau meningkat 5,59%.

Dari segi nominal, tercatat kredit komersial naik 30,73% yoy menjadi Rp 3,66 triliun. Lantaran sektor komersial menjadi andalan BCA Syariah, beberapa sektor lain seperti konsumer, UMKM tercatat mengalami penyusutan porsi pembiayaan masing-masing 1,39% dan 4,2%.

Ke depan, pihaknya optimistis pertumbuhan pembiayaan dapat meningkat di kisaran 10%-15% pada akhir tahun.

Guna mencapai target tersebut, BCA Syariah melakukan inisiatif pengembangan dari beberapa aspek diantaranya pengembangan delivery channel berupa perluasan jaringan cabang di wilayah Sumatra dan Jawa, serta mengembangkan fasilitas e-channel melalui penambahan fitur mobile dan internet banking.

Dari sisi pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) tercatat masih dalam level rendah yakni 0,73%. Meski begitu, NPF tersebut naik 25 basis poin (bps) bila dibandingkan posisi semester I-2017 yang sebesar 0,48%. "NPF memang agak naik sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan yang tumbuh terus," singkatnya.

Rasio lain juga terlihat mengalami perbaikan, terutama dari sisi net imbalan (NI) yang naik 0,26% menjadi 4,4%. ROA meningkat dari 1,05% menjadi 1,13%, serta BOPO yang menurun ke level 87,84% atau susut 0,95%.

Seiring dengan ekspansi yang dilakukan BCA Syariah, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perseroan turun dari 30,99% di semester I-2017 menjadi 25% di semester I-2018. Untuk menjaga modal agar tetap cukup, BCA Syariah sudah berencana untuk meminta tambahan modal dari induk yakni PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pada tahun depan.

"Sampai tahun depan, kalau tumbuh sesuai rencana itu CAR bisa turun ke 20%. Kalau lebih dari di atas itu bisa turun 9%. Makanya kami minta tahun depan ada tambahan modal," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×