kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditopang PNS, virus corona tidak berdampak signifikan terhadap bank daerah


Kamis, 19 Maret 2020 / 20:49 WIB
Ditopang PNS, virus corona tidak berdampak signifikan terhadap bank daerah
ILUSTRASI. Bank Sumsel Babel atau Bank SumselBabel, bank pembangunan daerah di sumatera selatan dan bangka belitung. Foto Dok Sriwijaya Post (grup Tribun)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

Kukuh Raharjo, Direktur Utama Bank NTN mengatakan, pembiayaan perseroan di dua bulan pertama tahun ini masih terjaga baik. Per akhir Februari 2020 masih tumbuh dikisaran 1,7% dibanding Desember 2019. "Ini mengindikasikan dampak wabah corona belum berpengaruh terhadap pembiayaan Bank NTB Syariah," katanya.

Bank NTB melihat wabah virus corona akan berdampak negatif terhadap sektor pariwisata, jasa travel dan jasa penyediaan transportasi. Namun, porsi pembiayaan bank syariah ini ke sektor itu sangat kecil hanya di bawah 0,1%.

Oleh karena itu, Kukuh masih sangat optimistis target pembiayaan tumbuh 15% tahun ini akan tercapai. Target it lebih tinggi dari 2019 yang hanya tumbuh 14,7%.

Rasio Non Performing Financial (NPF) Bank NTB pada Februari memang sedikit naik sebesar 0,005% dari akhir 2019 menjadi 1,4%.

Baca Juga: Layanan perbankan tetap beroperasi normal di tengah penyebaran virus corona, tapi...

Namun, menurut Kukuh bukan merupakan dampak dari penyebaran virus corona melainkan terdapat faktor teknis atas kegagalan membayar kewajiban seperti halnya terjadinya gagal panen atas beberapa komoditi usaha tani.

Sedangkan Bank Sumut melihat akan ada dampak perlambatan kredit karena dampak virus corona. Tetapi dampaknya menurut Syahdan Siregar, Sekretaris Perusahaan Bank Sumut tidak akan besar karena permintaan pembiayaan akan meningkat karena adanya kenaikan kebutuhan jelang lebaran.

Realisasi kredit Bank Sumut per Februari menang sedikit melambat yakni minus 0,7% year to date. Hanya saja, penyebabnya karena ada pelunasan kredit Surat Perintah Kerja (SPK) dan Umum. Adapun porsi kredit ritel masih mengalami pertumbuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×