kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditopang PNS, virus corona tidak berdampak signifikan terhadap bank daerah


Kamis, 19 Maret 2020 / 20:49 WIB
Ditopang PNS, virus corona tidak berdampak signifikan terhadap bank daerah
ILUSTRASI. Bank Sumsel Babel atau Bank SumselBabel, bank pembangunan daerah di sumatera selatan dan bangka belitung. Foto Dok Sriwijaya Post (grup Tribun)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPD) belum merasakan perlambatan kredit karena dampak dari wabah virus corona. Sejumlah bank masih optimistis bisa mencapai target pertumbuhan kredit yang sudah dipasang tahun ini meski wabah tersebut sudah memukul banyak sektor ekonomi secara global.

Mereka optimistis lantaran bank daerah banyak mengandalkan penyaluran kredit konsumtif kepada aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS) yang cashflownya tetap lancar meski ekonomi tengah lesu.

Baca Juga: Risiko tinggi, perbankan masih getol berburu dana anorganik

Bank Sumsel Babel (Bank BSB) misalnya dalam dua bulan pertama ini belum merasakan dampak dari virus corona terhadap permintaan kredit. Pertumbuhan kredit bank ini masih tumbuh dua digit.

Direktur Pemasaran Bank Sumsel Babel Antonius Prabowo mengatakan, wabah virus corona belum terlalu berdampak pada penyaluran kredit bank ini mengingat sebagian besar penyaluran kredit Bank Sumsel Babel adalah sektor konsumtif yang didominasi oleh kredit kepada ASN yang berbasis payroll.

"Tahun ini, kami tetap optimistis bisa mencapai target kredit tumbuh 9%," katanya pada Kontan.co.id, Kamis (19/3).

Pada bulan Januari 2020, realisasi kredit Bank Sumsel Babel mencapai Rp 16,37 triliun atau tumbuh 21,88% secara year on year (YoY) dan pada Februari tercatat Rp 16,41 triliun atau meningkat 13,96% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Meski belum berdampak pada bulan pertama ini, Bank BSB tetap melihat bahwa virus corona akan berdampak pada permintaan kredit.

Menurut Antonius, sektor ekonomi yang mungkin berpotensi terdampak wabah virus corona adalah sektor pariwisata, sektor transportasi, sektor jasa dan sektor perdagangan.

Baca Juga: Saat kredit masih loyo, bank masih getol berburu dana anorganik

Tahun ini, target pertumbuhan kredit Bank BSB memang tidak setinggi tahun 2019 yang masih tumbuh 14,39% YoY. Namun, lebih rendahnya target tersebut sudah diperkirakan bank sejak awal sebelum merebaknya virus corona lantaran kondisi ekonomi memang masih berat.

Di tengah wabah virus corona, risiko kredit Bank Sumsel Babel masih relatif terkendali. Rasio kredit bermasalah Non Performing Loan (NPL) bank ini per Februari hanya naik tipis dari akhir tahun lalu yang tercatat 4,5% secara gross dan 1,43% secara net.

"Sampai saat ini, sebagai dampak wabah virus corona, banyak ASN yang menjalani bekerja di rumah. Namu, mereka tetap mendapatkan hak gaji dan tunjangan secara penuh sehingga secara umum kredit kepada ASN akan tetap terjaga kolektibilitasnya," kata Antonius.

Guna menjaga kualitas aset, Bank Sumsel Babel akan tetap berperan aktif dalam proses pengelolaan kualitas portofolio kredit dengan melakukan monitoring dan pengendalian kredit.

Antonius bilang, sampai saat ini belum ada debitur yang mengajukan restrukturisasi pasca kelonggaran aturan restrukturisasi yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

BPD Nusa Tenggara Barat (Bank NTB) juga menyebut virus corona belum membawa dampak terhadap penyaluran pembiayaan maupun kualitas aset bank syariah ini.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Corona, Nasabah Bank Diminta Optimalkan Saluran Digital

Pasalnya, struktur pembiayaan Bank NTB masih didominasi oleh segmen konsumtif dengan porsi lebih dari 90%. Dan itu pun kebanyakan berasal dari debitur ASN dan nasabah berpenghasilan tetap.

Kukuh Raharjo, Direktur Utama Bank NTN mengatakan, pembiayaan perseroan di dua bulan pertama tahun ini masih terjaga baik. Per akhir Februari 2020 masih tumbuh dikisaran 1,7% dibanding Desember 2019. "Ini mengindikasikan dampak wabah corona belum berpengaruh terhadap pembiayaan Bank NTB Syariah," katanya.

Bank NTB melihat wabah virus corona akan berdampak negatif terhadap sektor pariwisata, jasa travel dan jasa penyediaan transportasi. Namun, porsi pembiayaan bank syariah ini ke sektor itu sangat kecil hanya di bawah 0,1%.

Oleh karena itu, Kukuh masih sangat optimistis target pembiayaan tumbuh 15% tahun ini akan tercapai. Target it lebih tinggi dari 2019 yang hanya tumbuh 14,7%.

Rasio Non Performing Financial (NPF) Bank NTB pada Februari memang sedikit naik sebesar 0,005% dari akhir 2019 menjadi 1,4%.

Baca Juga: Layanan perbankan tetap beroperasi normal di tengah penyebaran virus corona, tapi...

Namun, menurut Kukuh bukan merupakan dampak dari penyebaran virus corona melainkan terdapat faktor teknis atas kegagalan membayar kewajiban seperti halnya terjadinya gagal panen atas beberapa komoditi usaha tani.

Sedangkan Bank Sumut melihat akan ada dampak perlambatan kredit karena dampak virus corona. Tetapi dampaknya menurut Syahdan Siregar, Sekretaris Perusahaan Bank Sumut tidak akan besar karena permintaan pembiayaan akan meningkat karena adanya kenaikan kebutuhan jelang lebaran.

Realisasi kredit Bank Sumut per Februari menang sedikit melambat yakni minus 0,7% year to date. Hanya saja, penyebabnya karena ada pelunasan kredit Surat Perintah Kerja (SPK) dan Umum. Adapun porsi kredit ritel masih mengalami pertumbuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×