Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) sejumlah perbankan tercatat terus meningkat pesat. Mayoritas ditopang oleh transaksi digital yang dikembangkan masing-masing bank.
Misalnya pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Head of Division Retail Digital Product and Partnership BNI, Mesah Roni Ginting mengatakan hingga Maret 2025, FBI dari transaksi digital BNI tumbuh 11,8% secara tahunan (yoy).
“Ini memiliki kontribusi lebih dari 15% dari total pendapatan non bunga bank,” ujar Mesah kepada Kontan, (11/4).
Pertumbuhan ini ditopang oleh aktivitas transfer antarbank, pembayaran tagihan, transaksi top up, dan transaksi lewat QR Code Indonesian Standard (QRIS) melalui superapp Wondr by BNI. Transaksi QRIS ini menjadi penyumbang paling tinggi. Bahkan kata Mesah, sejak kehadiran Wondr by BNI, transaksi QRIS melonjak sebesar 228% yoy.
“Sampai dengan akhir tahun 2025 kami memproyeksikan pertumbuhan FBI produk digital masih tumbuh 12.3% YoY,” sebutnya.
Baca Juga: Bank Negara Indonesia (BNI) Optimistis QRIS Tap Bakal Kerek Fee Based Income
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga tak mau kalah. Sepanjang tahun 2024, pendapatan non bunga BCA mencapai Rp 25.2 triliun, naik 10,2% secara tahunan (yoy) dari tahun sebelumnya sebesar Rp 22.8 triliun.
Perolehan ini ditopang pendapatan FBI BCA yang mencapai Rp 18.8 triliun atau naik 8,4% yoy.
Kata EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, pertumbuhan ini didapat berkat transaksi lewat mobile banking dan internet banking BCA yang tercatat mencapai 36 miliar atau tumbuh 21% yoy.
“Kedua aplikasi tersebut adalah lini terdepan solusi mobile banking PT Bank Central Asia Tbk (BCA),” ujar Hera kepada Kontan, Senin (14/4).
Ke depan, dua aplikasi tersebut bakal dikembangkan untuk menyesuaikan tren digital dan gaya hidup masyarakat.
“Hal ini diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan pendapatan selain bunga hingga akhir tahun,” kata Hera.
Baca Juga: Perbankan Meraup Kenaikan Fee Based Income dari Penjualan SBN Ritel di 2024
Senada, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga turut bukukan perolehan FBI yang memuaskan. Per Desember 2024, bank syariah terbesar ini catat lonjakan FBI sebesar Rp Rp 5.515 miliar, naik 17,95% dari tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp 4.160 miliar.
“Meski berusia relative singkat karena baru kurang dari satu tahun, layanan superapp Byond by BSI telah mampu meningkatkan pendapatan berbasis fee bank,” kata Direktur Penjualan dan Distribusi BSI, Anton Sukarna, Senin (14/4).
Lebih lanjut Anton menjabarkan, pendapatan ini terutama ditunjang oleh layanan treasury dengan porsi 89,93%, disusul layanan jasa transaksi dan layanan e-channel dengan porsi 24,88%, dan layanan gadai dengan porsi 26,16%.
“Kami berharap tetap dapat menumbuhkan pendapatan berbasis fee pada tahun-tahun mendatang dengan proyeksi pertumbuhan per Desember 2025 di kisaran double digit,” tutup Anton.
Selanjutnya: IHSG Lanjut Menguat, Cermati Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing di Awal Pekan
Menarik Dibaca: 5 Makanan untuk Daya Tahan Tubuh Lebih Kuat di Musim Hujan, Tidak Gampang Sakit!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News