kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.200   -65,00   -0,40%
  • IDX 7.080   -2,93   -0,04%
  • KOMPAS100 1.048   -3,07   -0,29%
  • LQ45 822   1,36   0,17%
  • ISSI 211   -2,01   -0,94%
  • IDX30 422   2,45   0,58%
  • IDXHIDIV20 505   4,21   0,84%
  • IDX80 120   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 123   -1,69   -1,35%
  • IDXQ30 140   1,02   0,74%

Fee Based Income BSI Tumbuh 34% Jadi Rp 4,99 Triliun per November 2024


Selasa, 07 Januari 2025 / 18:07 WIB
Fee Based Income BSI Tumbuh 34% Jadi Rp 4,99 Triliun per November 2024
ILUSTRASI. Peluncuran Emas: Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi (kedua kanan) bersama Wakil Direktur Utama BSI Bob T. Ananta (kiri), Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk Sandra Sunanto (kedua kiri) dan Komisaris Utama PT Hartadinata Abadi Tbk Ferriyady Hartadinata (kanan) berbincang bersama sesaat sebelum peluncuran BSI Gold di Jakarta (28/11/2024). PT Bank Syariah Indonesia Tbk meluncurkan BSI Gold untuk mendorong pertumbuhan perusahaan melalui bisnis emas yang saat ini menjadi salah satu mesin penggerak utama perseroan. KONTAN/Baihaki/28/11/2024


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan berbasis fee (fee based income/FBI) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus bertumbuh.

Per November 2024, BSI memperoleh FBI Rp 4,99 triliun, tumbuh 34% secara tahunan atau year on  year dibandingkan posisi November 2023 sebesar Rp 3,73 triliun.

Fee based ratio BSI juga bertumbuh di mana per November 2024 Fee based ratio naik ke level 18,04% dibandingkan 15,64% per posisi November 2023. Saat awal merger 2021 fee based ratio BSI sekitar 14,76%.

Baca Juga: Suku Bunga Masih Tinggi, Pendapatan Non Bunga Bank Jadi Andalan?

“Potensi pertumbuhan FBI BSI masih sangat besar, di bank besar fee based ratio bisa mencapai di atas 20%”. kata Direktur Keuangan dan Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho dalam rilis resminya, Selasa (7/1).

Saat ini, BSI fokus menumbuhkan produk berbasis emas termasuk pembiayaan gadai, cicil emas dan tabungan emas serta tabungan haji.

Fee based dari  produk gadai dan cicil emas masih berada pada posisi tertinggi dengan total Rp 834 miliar dengan pertumbuhan 24% year on year dan berada pada posisi kedua setelah fee based dari kegiatan treasury dan financial international dengan total fee based Rp 809 miliar dengan pertumbuhan 127,5% secara tahunan.

Pertumbuhan fee based dari sisi digital juga termasuk mencatatkan pertumbuhan tinggi mencapai 25% year on year dengan total Rp 659 miliar. Secara perlahan transformasi digital mulai membuahkan hasil dari sisi pendapatan berbasis fee.

Baca Juga: Lewat Penerapan Syariah Compliance, BSI Dukung Pemerintah Berantas Judi Online

Lebih lanjut Ade menjelaskan BSI masih akan meningkatkan fee based dengan terus melanjutkan transformasi serta fokus pada produk holding ratio melalui produk champion. 

“Kami harapkan dengan adanya new super app BYOND by BSI serta strategi lain, kami dapat menumbuhkan pendapatan perusahaan yang pada akhirnya dapat memenuhi bottom line atau laba bersih Perusahaan”.

Saat ini BSI terus menyosialisasikan new super apps BYOND by BSI kepada masyarakat dengan menawarkan UI/UX serta security lebih unggul karena berbasiskan teknologi terkini. 

Hingga Desember jumlah downloader aplikasi BYOND by BSI telah mencapai di atas 2 juta dengan jumlah nasabah BSI di atas 20 juta.

Baca Juga: Kualitas Aset Membaik, Biaya Provisi Sejumlah Perbankan Turun

“Kami yakin dengan nasabah yang terus bertumbuh, maka sangat potensial menumbuhkan kinerja yang sehat dan sustain”. ujar Ade.

Selanjutnya: Bank Raya Gandeng Perhutani Hadirkan Layanan Digital Lending Untuk Mitra & Karyawan

Menarik Dibaca: Soul Parking Dapat Pendanaan Seri A Untuk Dorong Pertumbuhan Parkir Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×