kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dividen Bank BUMN naik


Rabu, 25 Maret 2015 / 06:32 WIB
Dividen Bank BUMN naik
ILUSTRASI. Manfaat buah kiwi untuk kesehatan.


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Setoran dividen dari empat bank pelat merah tahun buku 2014 naik tipis dari tahun sebelumnya. Untuk tahun buku 2014, pembayaran dividen bank BUMN mencapai Rp 15,15 triliun. Tahun lalu, pembayaran dividen sebanyak Rp 15 triliun.

Bank BUMN paling buncit yang memutuskan pembagian dividen adalah Bank Tabungan Negara (BTN). Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BTN, kemarin, diputuskan pembagian dividen senilai Rp 223 miliar atau setara 20% dari laba bersih tahun 2014. Tahun sebelumnya, porsi pembayaran dividen atau pay out ratio BTN mencapai 30%.

Rasio dividen BTN kali ini tergolong paling mini dibandingkan bank BUMN lain. Ini lantaran laba bersih BTN tahun lalu anjlok dari Rp 1,56 triliun menjadi Rp 1,11 triliun.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi bank dengan porsi dividen terbesar, yakni sebesar 30%. Sedangkan, rasio dividen Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI) turun dari 30% menjadi 25%.

Maryono, Direktur Utama BTN menjelaskan, tujuan pemegang saham mengurangi rasio dividen BTN karena untuk mendukung pembiayaan program sejuta rumah. "Kami mendukung program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah. Kebijakan tersebut dapat mempercepat penyelesaian masalah backlog perumahan nasional," imbuh Maryono, Selasa (24/3).

Sementara, Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, rasio dividen yang diminta pemegang saham BRI tak lepas dari kinerja BRI tahun 2014. "Terutama di semua aspek keuangan, baik kredit yang tumbuh secara berkualitas," ucapnya.

Dari sisi permodalan, kata Maryono, BTN akan tetap mengandalkan pertumbuhan laba, selain  penurunan rasio dividen untuk memperkuat modal. Selain itu, BTN juga akan terus melakukan sekuritisasi aset kredit pemilikan rumah (KPR) untuk mengurangi penggunaan modal. Alternatif pendanaan lain adalah penyertaan modal negara (PMN). "Untuk PMN, ini alternatif terakhir," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×