Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor perbankan ramai-ramai bakal membagikan dividen pada April 2025 ini. Dana sekitar Rp 125 triliun dari akumulasi dividen delapan bank bakal mengucur ke rekening pemegang sahamnya.
Pembagian dividen ini terjadi di kala tren koreksi membayangi pergerakan harga saham perbankan. Alhasil, dividen yield yang didapat pun berpotensi besar selain karena rasio dividen yang dibagikan juga meningkat.
Beberapa bank pun juga sudah melewati masa cum date-nya untuk pembagian dividen ini. Di mana, cum date adalah hari terakhir investor membeli saham agar bisa mendapatkan dividen.
Baca Juga: Siap-Siap, Saham Blue Chip Ini Akan Bayar Dividen Jumbo Rp 1,12 Triliun
Terdekat, ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang akan membagikan dividen senilai Rp 30,7 triliun pada 11 April 2025. Pada akhir 2024 lalu, BCA juga sudah membagikan dividen interim senilai Rp 6,16 triliun.
Jika mengacu pada harga penutupan perdagangan Rabu (9/4) senilai Rp 7.925 per saham, dividen yield BBCA bisa mencapai 3,5%. Yield tersebut menjadi yang terkecil di antara bank pembagi dividen lainnya.
Sementara itu, jika melihat dari dividen yield-nya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi yang terbesar mencapai 9,8% dan nilai dividen per sahamnya mencapai Rp 466 per saham. Maklum, BMRI sudah terkoreksi cukup dalam sekitar 17,37% sejak awal tahun menjadi Rp 4.710 per saham.
BMRI bakal membagikan dividen pada 23 April 2025 mendatang. Di mana, investor yang berminat dengan dividen BMRI masih memiliki kesempatan karena cum date akan jatuh pada tanggal 11 April 2025.
Baca Juga: Dividen Jumbo Saham ADRO dan Taktik Pemegang Saham Raup Modal Untuk Eksekusi IPO AAI
Di sisi lain, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menjadi bank dengan pembagi dividen terkecil dengan nilai Rp 751,8 miliar. Dividen BBTN bakal dibagikan 25 April 2025 dengan cum date pada 14 April 2025.
Handiman Soetoyo, Head of Proprietary Investment Mirae Asset, mengungkapkan saat ini besar kecilnya dividen yang dibagikan bank tak berhasil menjadi pemanis yang biasanya terjadi.
Ini tercermin dari pergerakan harga saham bank-bank pembagi dividen yang terkoreksi.
“Situasi global sekarang sangat ekstrem, jadi dividen gak terlalu berpengaruh,” ujarnya, Rabu (9/4).
Lebih lanjut, ia bilang meskipun ada beberapa bank yang belum melewati cum date, tidak disarankan untuk masuk. Menurutnya, risikonya akan sangat besar karena rawan terkoreksi.
Baca Juga: Ada Dividen Jumbo Rp 3,2 Triliun, Cermati Harga Saham Blue Chip yang Tren Turun Ini
Sedikit berbeda, Analis Infovesta Utama, Ekky Topan bilang penurunan harga saat ini justru menjadi momen bagus untuk divident hunter. Sebab, dividen yield yang bisa didapat akan berpotensi lebih besar.
Hanya saja, ia mengingatkan di tengah kondisi ekonomi global seperti sekarang, besar kemungkinan di tanggal ex date, emiten bank ini akan mengalami penurunan signifikan.
“Dividen trap bisa terjadi dan mungkin butuh waktu untuk recover ke harga beli,” ujar Ekky.
Baca Juga: Harga Saham Blue Chip Ini Melorot 12% Sebulan, Dividen Interim Rp 300 M, Siap Dibayar
Namun, ia melihat jika untuk investor jangka panjang, kondisi sekarang bisa menjadi sebuah momentum. Mengingat, valuasi sekarang yang tergolong murah dan dividen besar
Sependapat, Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengungkapkan dividen trap akan berpotensi besar terjadi untuk saham-saham bank. Mengingat, kondisi sekarang bukan sekadar dividen tapi melihat situasi global dan dalam negeri juga.
Ia pun mencontohkan jika memang berbicara dividen yang menarik dari bank-bank ini, seharusnya investor asing tak pasang posisi jual. Sebaliknya, saat ini investor asing juga masih keluar dari saham-saham bank.
Baca Juga: Bank Tabungan Negara (BBTN) Putuskan Bagikan Dividen Sebesar Rp 751,8 Miliar
“Jadi jangan sampai hanya menginginkan dividennya tapi nanti malah kena trap,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News