Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku industri fintech peer to peer (P2P) lending mulai memperkirakan dampak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang bakal diberlakukan pemerintah provinsi DKI Jakarta. KoinWorks menilai bisa mengoptimalkan penyaluran pinjaman ke UKM di luar Jakarta.
VP of Marketing KoinWorks Frecy Ferry Daswaty menyatakan pihaknya masih menunggu kepastian kebijakan ini.
Kendati demikian, ia menyebut bisa mengoptimalkan wilayah selain DKI Jakarta. Meskipun ia mengaku hingga Juni 2020, DKI Jakarta berkontribusi 30% hingga 40% dari portofolio KoinWorks.
“Harusnya tidak akan separah PSBB yang pertama. Kita akan lakukan peningkatan mitigasi risiko. Tidak akan berbeda jauh, karena kita sudah punya pengalaman dibandingkan yang pertama awal,” ujar Frecy kepada Kontan.co.id pada Kamis (10/9).
Ia melihat pada rencana PSBB kedua ini ada perbedaan. Misalnya restoran masih bisa melayani pesan antar begitupun untuk sektor perhotelan masih diperbolehkan beroperasi.
Baca Juga: Ekspansi, KoinWorks juga tercatat sebagai IKD agregator di OJK
“PSBB pertama, secara keseluruhan dampak kepada KoinWorks tidak lebih 10%. Karena kita beri pinjaman yang bisnisnya digital. Memang ada yang minta restrukturisasi, kita double crosscheck,” tambah Frecy.
Selain menjalankan bisnis fintech peer to peer lending, ia menyebut KoinWorks juga telah mengantongi izin agregator. Sehingga KoinWorks juga menggarap bisnis jual beli emas secara digital dan menjadi agen penjual surat berharga negara.
“Pada PSBB kedua ini, sentimennya ke emas dan bond, karena orang carinya yang aman. Apalagi surat utang negara saat ini tengah pada masa penawaran. Sedangkan IHSG langsung turun saat ada isu PSBB kedua,” pungkas Frecy.
Selanjutnya: AFPI catat restrukturisasi pinjaman P2P lending sekitar Rp 300 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News