Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Meski berencana masuk ke bisnis pertambangan, PT Delta Dunia Petroindo Tbk (DOID) tetap agresif mengembangkan bisnis utamanya di sektor properti.
Akhir tahun ini, DOID akan mulai mengembangkan kawasan hunian seluas 120 hekare (ha) di Balikpapan, Kalimantan Timur. "Saat ini, kami sedang mengurus perizinannya ke pemerintah daerah setempat," kata Gunawan Angkawibawa, Direktur Utama DOID, kemarin (8/9).
Menurut Sekretaris Perusahaan DOID Ricardo S. Wirjawan, nilai proyek perumahan di Balikpapan tersebut mencapai Rp 300 miliar. "Kami akan menyetor modal dari kas perusahaan sebesar Rp 50 miliar. Sisanya, kami akan usahakan dari kredit perbankan," ungkapnya.
Ricardo menjelaskan, proyek tersebut akan menyasar konsumen dari kalangan menengah. Harga jual rumah adalah Rp 150 juta-Rp 500 juta per unit. Selain itu, kompleks tersebut bakal dilengkapi dengan fasilitas lapangan golf dan pusat perbelanjaan.
Di luar pengembangan properti, DOID tengah menjajal masuk ke bisnis pertambangan. Rencananya, perusahaan ini akan mengakuisisi PT Bukit Makmur Mandiri Utama (Buma), perusahaan kontraktor pertambangan batubara.
Untuk memuluskan akuisisi tersebut, DOID saat ini meminta bantuan Barclays Capital untuk mencarikan utang sebesar US$ 550 juta atau sekitar Rp 5,5 triliun.
Gunawan menambahkan, DOID akan meminta persetujuan pemegang saham untuk melakukan akuisisi Buma itu pada 30 September 2009. "Karena ada rencana akuisisi itu, ada kemungkinan pembangunan proyek properti di Balikpapan akan mundur dari jadwal," kata Gunawan.
Analis saham Ukie Jaya Mahendra menilai, sepak terjang DOID tersebut membingungkan. "Seharusnya mereka berfokus pada usaha yang akan mereka masuki, yakni pertambangan," cetusnya.
Ukie berpendapat, rencana akuisisi Buma harus menjadi fokus utama DOID. Sebab ke depan, Buma akan menjadi penyumbang utama bagi pendapatan DOID.
Menurut Ukie, perhatian manajemen DOID akan terpecah jika di tengah upaya pencarian dana akuisisi itu, DOID juga sibuk mencari kredit bank untuk proyek properti. Karena itu, Ukie mengingatkan agar investor saham DOID berhati-hati. "Saya sarankan untuk menjual sahamnya karena harga wajarnya di Rp 470 per saham," katanya.
Pada penutupan bursa saham kemarin, harga saham DOID berakhir di Rp 2.000 per saham. Jadi, harganya menguat 1,52% dari harga penutupan hari sebelumnya di level Rp 1.970 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News