Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna memperluas cakupan bisnis uang elektronik, perbankan kerap menjalin kerjasama dengan sejumlah korporasi termasuk perbankan atau co-branding. Yang terbaru misalnya, PT Bank BRI Syariah meneken kerjasama co-branding dengan induk yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) lewat peluncuran produk BRIZZI Syariah.
Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Indri Tri Handayani menyatakan produk yang diluncurkan pada 18 November 2018 silam ini ditawarkan untuk seluruh nasabah BRI Syariah maupun nasabah non konvensional. "Kerjasama ini juga merupakan salah satu bentuk sinergi antara BRI Syariah dengan BRI," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Rabu (21/11).
Sebagai tahap awal, bank bersandi emiten BRIS ini memperkirakan untuk menerbitkan sekitar 6.000 kartu untuk pegawai negeri sipil (PNS) yang pembayaran gajinya dilakukan lewat BRIS (payroll). Sekaligus, langkah ini juga sebagai cara BRI Syariah untuk terus mendorong penetrasi digital perbankannya.
Tak ketinggalan pula, PT Bank Mandiri Tbk yang gencar menjalin co-branding uang elektroniknya atau e-money dengan sesama perbankan.
Setidaknya, ada lebih dari 11 bank yang telah menjalin kerjasama dengan emoney antara lain CIMB Niaga, BJB, Bank Panin, BTPN, Bank Permata, Bank Danamon, Bank Mayapada, DBS Indonesia, KEB Hana Indonesia, OCBC, NISP dan Bank Agris. Bank Mandiri juga sudah menjalin kerjasama serupa dengan sesama BUMN yaitu BTN.
Tak hanya dengan bank swasta dan BUMN, Bank Mandiri juga sudah menggandeng setidaknya enam Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam kerjasama co-branding e-money.
Senior Vice President Sales and Transaction Banking Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan ke depan pihaknya tetap akan terus menjalin kerjasama dengan pihak-pihak perbankan maupun korporasi. Hal ini dilakukan juga sebagai langkah untuk memperluas cakupan e-money Mandiri.
"Saat ini kami sedang dalam proses juga pengajuan perizinan kerjasama co-branding e-money dengan beberapa bank, tidak terkhusus hanya BPD saja. Namun, juga beberapa bank swasta lainnya," tutur Thomas.
Walau tidak dapat menyebut bank mana saja yang akan diajak kerjasama, bank berlogo pita emas ini mengatakan bila proses persetujuan telah selesai, akan ada beberapa bank yang meluncurkan e-money versi co-branding dalam waktu dekat.
Menurutnya, cara ini juga sebagai bentuk komitmen Bank Mandiri untuk mengembangkan less cash society atau non tunai khususnya dalam ekosistem transaksi pembayaran. "Kami akan terus mengembangkan layanan dan produk digital salah satunya co-branding e-money," katanya.
Bukan cuma pihak bank, e-money Mandiri juga sudah merambah ke beberapa mitra Bank Mandiri baik dari sektor pendidikan, institusi finansial dan beberapa lainnya.
Sebab, menurut Thomas dengan co-branding e-money ini peredaran kartu e-money bisa terdistribusi secara merata ke seluruh segmen dan digunakan untuk meningkatkan transaksi non tunai di beberapa sektor.
Sambil memberikan keuntungan bagi issuer uang elektronik yang diajak kerjasama dan ekosistem pembayaran pada umumnya.
Sebagai informasi, saat ini jumlah e-money yang diedarkan mencapai 16 juta kartu dengan nilai transaksi atau size volume lebih dari Rp 10 triliun pada periode Januari-September 2018. Dari sisi frekuensi, transaksi e-money hampir mencapai 900 juta transaksi dengan peningkatan 150% secara year on year (yoy).
Targetnya tahun ini, Mandiri memprediksi jumlah kartu emoney bisa tumbuh 30%.
Bukan hanya dengan sesama bank, ada setidaknya dua bank yang juga menjalin kerjasama co-branding uang elektronik (e-wallet) dengan BUMN non bank yaitu T-Money milik PT Telkom Indonesia Tbk.
Dua bank tersebut yakni PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) dan PT Bank Bukopin Tbk. Direktur Utama BKE Sasmaya Tuhuleley mengatakan ke depan bank harus terjun ke dunia digital salah satunya dengan kolaborasi.
Produk hasil co-branding dengan Telkom yang bertajuk BKE Pay ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nasabah seperti pembayaran listrik, pembelian pulsa, pembayaran BPJS, top-up Go-Pay dan juga pembayaran melalui QR Code.
"Selain menerbitkan BKE Pay, kami juga kerjasama pembuatan E-Kop kerjasama aplikasi untuk koperasi dan beberapa kerjasama lain," katanya.
Walau terbilang baru, BKE menyebut jumlah nasabahnya sudah cukup besar. Sayangnya, Sasmaya belum dapat merinci jumlah tersebut.
Sekadar informasi, berdasarkan data statistik sistem pembayaran Bank Indonesia, volume transaksi uang elektronik pada periode Januari-September 1,99 miliar. Transaksi tersebut naik hampir 277% dibanding periode yang sama tahun lalu 547 juta.
Nilai transaksinya juga melesat empat kali lipat dari Rp 7,5 triliun menjadi Rp 31,6 triliun. Sementara itu jumlah uang elektronik beredar hingga September 2018 mencapai 142,27 juta, naik 98,48% dibandingkan tahun lalu sebanyak 71,78 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News