kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

DPK di bank BUKU I menyusut, karena persaingan pasar?


Rabu, 08 Juli 2020 / 19:46 WIB
DPK di bank BUKU I menyusut, karena persaingan pasar?
ILUSTRASI. Suasana transaksi nasabah di Bank Woori Saudara (BWS) Jakarta, Rabu (29/4). DPK di kelompok BUKU I mencatatkan realisasi penurunan DPK sebesar 3,44% yoy./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/29/04/2020.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi likuiditas perbankan saat ini masih bisa dibilang stabil. Hal ini tercermin dari  pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan masih naik 8,87% secara year on year (yoy) menjadi Rp 6.174,6 triliun. 

Namun kalau dilihat berdasarkan bank umum kelompok usaha (BUKU) tercatat mayoritas DPK disumbang oleh kelompok BUKU II dan BUKU IV yang masing-masing mencatat kenaikan 7,95% dan 11,34% secara tahunan. Di sisi lain, kendati lebih rendah sejatinya BUKU III masih naik 4,75% yoy Mei 2020. Namun sebaliknya, DPK di kelompok BUKU I malah menurut 3,44% yoy. 

Baca Juga: Bank BUKU IV klaim masih punya likuiditas yang sangat kuat

Melihat fakta tersebut, Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto menilai ada beberapa faktor yang menyebabkan likuiditas bank kecil dan menengah mengalami perlambatan. Sebab, secara logika kondisi krisis ekonomi yang diakibatkan dari krisis kesehatan memang memukul perbankan secara industri. 

Namun, secara umum sejatinya kondisi likuiditas masih terbilang sangat aman untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun. Pun, bila sekiranya terjadi potensi pengetatan, regulator dan bank sentral pun tidak akan tinggal diam.

"Bank Indonesia selalu stand by menopang likuiditas bank, baik secara industri maupun individual. BI bisa menetralisasi atau menormalkan sekiranya terjadi tanda-tanda pengetatan," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (8/7). 

Lebih lanjut Dia menambahkan, pengetatan likuiditas di BUKU I juga bisa disebabkan oleh tingginya permintaan restrukturisasi oleh debitur. Pasalnya, dari sisi permodalan dan ketahanan likuiditas tentunya BUKU I lebih lemah kalau dibandingkan dengan BUKU IV.

Baca Juga: Meski kredit dijamin pemerintah, bank swasta pilih berhati-hati dalam berekspansi

"Profil debiturnya setiap bank itu beda-beda. Tapi ini adalah konsekuensi dari adanya persaingan terbuka atau open competition," ujarnya. 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×