kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.399   -36,00   -0,22%
  • IDX 7.172   30,54   0,43%
  • KOMPAS100 1.044   3,16   0,30%
  • LQ45 813   1,58   0,19%
  • ISSI 225   0,08   0,04%
  • IDX30 425   1,08   0,25%
  • IDXHIDIV20 510   -0,54   -0,11%
  • IDX80 117   0,01   0,01%
  • IDXV30 121   -0,61   -0,50%
  • IDXQ30 140   0,12   0,08%

DPK Tumbuh Melambat di Awal Tahun 2025, Ini Instrumen Pilihan Masyarakat


Selasa, 20 Mei 2025 / 05:00 WIB
DPK Tumbuh Melambat di Awal Tahun 2025, Ini Instrumen Pilihan Masyarakat
ILUSTRASI. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh perbankan konsisten menunjukkan pertumbuhan yang melambat di awal tahun 2025


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permasalahan likuiditas perbankan tak kunjung memiliki solusi. Alih-alih menunjukkan perbaikan, total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh perbankan justru konsisten menunjukkan pertumbuhan yang melambat.

Seperti diketahui, pertumbuhan DPK hanya mencatat sekitar 4,75% secara tahunan (YoY) per Maret 2025. Pertumbuhan tersebut lebih lambat jika dibandingkan dengan Maret 2024 yang mampu tumbuh 7,44% YoY, meskipun sedikit lebih tinggi dari posisi sepanjang tahun 2024 yang tumbuh 4,48% YoY.

Alhasil, kondisi tersebut turut mendorong rasio likuiditas yang tercermin dalam Loan to Deposit Ratio (LDR) konsisten ketat.

Posisi Maret 2025 menunjukkan rasio LDR perbankan berada di level 87,7%, sedikit lebih tinggi dari posisi akhir 2024 yang berada di level 88%.

Baca Juga: Ditopang Dana Murah, DPK Bank Besar Tumbuh Positif di Kuartal l-2025

Head of Macroeconomic & Financial Market Research Department Bank Mandiri Dian Ayu Yustina mengamini bahwa likuiditas perbankan memang masih ketat. Meskipun, pertumbuhannya lebih baik dibandingkan akhir tahun lalu, Dian memandang pertumbuhan itu sebenarnya relatif masih rendah.

Lebih lanjut, ia menyoroti adanya kecenderungan nasabah, utamanya dari kalangan rumah tangga, memindahkan asetnya ke instrumen lain. Dalam hal ini, ia melihat instrumen emas cukup jadi primadona sebagai tempat penyimpanan pendapatan rumah tangga.

Berdasarkan data olahan Office of Chief Economist Bank Mandiri, 32,9% pendapatan yang dapat digunakan rumah tangga ditempatkan pada instrumen emas per Maret 2025. Angka tersebut meningkat dari posisi Maret 2023 yang hanya sekitar 27,5%.

Memang, perbankan masih memiliki persentase yang tinggi per Maret 2025 sekitar 47,3%. Namun, catatan tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan pada posisi Maret 2023 yang berada di level 48,1% dari pendapatan yang dapat digunakan rumah tangga.

“Masyarakat cenderung banyak menempatkan  household disposable income-nya terhadap penempatan emas. Karena memang saat ini emas dinilai sebagai alternative safe haven asset.,” ujar Dian, Senin (19/5).

Baca Juga: Terdorong Digitalisasi Transaksi, DPK BNI Tumbuh 6,5% pada Kuartal l-2025

Alhasil, Dian memproyeksikan bakal ada perubahan pola penempatan aset masyarakat beberapa waktu ke depan. Tergantung, apakah itu untuk tabungan, properti, atau alternatif aset-aset lainnya.

Untuk DPK sendiri, Diah melihat akan sangat terpengaruh dengan tentunya kondisi eksternal dan terutama terkait dinamika dari perang dagang.

Ia mencontohkan, beberapa minggu setelah pengumuman resiprokal tarif dari Presiden AS Donald Trump itu terjadi capital outflow yang tentunya juga berdampak negatif pada pertumbuhan DPK karena ada aliran arus dana keluar.

”Tapi sentimen semakin berangsur membaik. Jadi kita berharap ada capital inflow yang lebih meningkat masuk ke sistem perbankan domestik,” tambah Dian.

Meski demikian, Andre Simangunsong, Head of Mandiri Institute mengungkapkan, ada sedikit angin segar dari tabungan nasabah kelompok kelas bawah yang memperlihatkan ada perbaikan. Ia menyebutkan data terbaru per Mei 2025, tabungan kelompok kelas bawah mulai tumbuh.

Ia merujuk data Mandiri Spending Index yang mencatat tingkat tabungan kelompok bawah mengalami sedikit membaik menjadi 79,6 indeks poin, setelah menyentuh level terendah di April 2025. Ini berbeda dengan tingkat tabungan kelompok menengah dan atas mengalami penurunan.

Baca Juga: DPK Valas Perbankan per Maret 2025 Tumbuh Pasca Kebijakan DHE SDA Mulai Berlaku

Hanya saja, jika dibandingkan dengan posisi Mei 2024,  tingkat tabungan kelompok bawah memang tercatat lebih tinggi. Pada periode tersebut, tingkat tabungan kelompok bawah berada di level 85,9%.

“Jadi ini bisa menjadi katalis positif bahwa masyarakat kita menunjukkan memiliki pendapatan yang lebih tinggi,” ujar Andre dalam kesempatan yang sama.

Selanjutnya: Inilah Jadwal Pencairan Gaji 13 PNS, Cek Rincian Gaji & Tunjangan ASN 2025

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Hari Ini Selasa 20 Mei 2025 Rejeki & Karier Gemini Harus Waspada

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×