Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tren meningkatnya penempatan investasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) pada instrumen deposito, DPLK PertaLife tetap berhati-hati menjaga komposisi investasinya agar tidak menekan hasil pengembangan dana peserta.
Pengurus DPLK PertaLife, Deny Kuriniawan, mengatakan saat ini alokasi dana investasi di deposito mencapai sekitar 32% dari total aset investasi sebesar Rp 6,4 triliun. Porsi terbesar masih ditempatkan pada instrumen pendapatan tetap (fixed income) sekitar 75%, sementara sisanya pada saham atau equity sekitar 2%.
“Deposito memang naik, tapi porsinya tidak mayoritas. Jadi, tidak menekan hasil investasi secara keseluruhan,” ujar Deny kepada Kontan saat ditemui di Jakarta, Jumat (31/10/2025).
Baca Juga: DPLK PertaLife Nilai Pasar DPLK Masih Memiliki Prospek yang Cerah
Deny menjelaskan, portofolio investasi DPLK PertaLife mengalami sedikit pergeseran dalam setahun terakhir sebagai upaya untuk memaksimalkan hasil investasi.
“Kalau terlalu besar di pasar uang, hasilnya tidak optimal,” katanya.
Hingga akhir kuartal III-2025, DPLK PertaLife mencatat hasil investasi sebesar Rp 338 miliar, tumbuh sekitar 22% secara tahunan dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 278 miliar. Capaian ini sudah mendekati target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 yang ditetapkan sebesar Rp 450 miliar.
Deny menuturkan, perilaku investasi peserta DPLK masih cenderung konservatif, sejalan dengan karakter dana pensiun sebagai tabungan jangka panjang.
“Mayoritas peserta memilih instrumen aman karena nilai iurannya relatif kecil dan dana ini ditujukan untuk pensiun, jadi mereka tidak mau ambil risiko tinggi,” jelasnya.
Baca Juga: Penurunan Suku Bunga Tak Surutkan Minat DPLK di Deposito
Ia menambahkan, kecenderungan untuk menghindari risiko juga meningkat seiring bertambahnya usia peserta. Karena itu, DPLK PertaLife menerapkan pendekatan life cycle fund, di mana peserta yang mendekati masa pensiun diarahkan memindahkan portofolionya ke instrumen yang lebih aman seperti pasar uang atau deposito.
Untuk tahun ini, PertaLife belum berencana melakukan pergeseran besar dalam komposisi portofolio investasi. Fokus utama perusahaan adalah menjaga stabilitas hasil investasi di tengah dinamika pasar.
“Masih normal seperti sekarang. Setelah ini, kami justru sedang mendorong optimalisasi di fixed income,” tandasnya.
Sebagai informasi, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan tren kenaikan signifikan pada penempatan dana peserta DPLK di instrumen deposito sepanjang tahun ini.
Hingga Agustus 2025, total dana DPLK di deposito mencapai Rp 78,07 triliun, naik Rp 10,7 triliun dibandingkan awal tahun. Kenaikan ini membuat porsi deposito dalam portofolio investasi DPLK meningkat dari 46,8% menjadi 52,3%.
Selanjutnya: Polemik Umroh Mandiri, Tarik-menarik Antara Biaya Murah dan Janji Kemudahan
Menarik Dibaca: 7.500 Pelari Ramaikan PLN Electric Run 2025, Kurangi Emisi dari Setiap Langkah Lari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













