kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.290.000   -15.000   -0,65%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Penurunan Suku Bunga Tak Surutkan Minat DPLK di Deposito


Minggu, 02 November 2025 / 16:11 WIB
Penurunan Suku Bunga Tak Surutkan Minat DPLK di Deposito
ILUSTRASI. Kinerja Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BNI: PElayanan nasabah di kantor Dana PEnsiun Lembaga Keuangan (DPLK) BNI, Jakarta Pusat, Rabu (19/1). Hingga akhir tahun 2010, asset DPLK BNI tumbuh 16,43% menjadi Rp 4,97 triliun. Hal tersebut karena bertambahnya anggota baru sebanyak 68.000 hingga jumlah anggota menjadi 508.000 di akhir tahun 2010. KONTAN/Baihaki/19/1/2011


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2025, Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan sebesar 125 basis poin. Langkah ini semestinya mengurangi daya tarik instrumen deposito karena berpotensi menekan tingkat bunga. Namun, kondisi tersebut justru berbalik arah di industri dana pensiun.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, penempatan investasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) pada instrumen deposito meningkat signifikan. Sejak awal tahun, dana peserta yang ditempatkan di deposito bertambah Rp 10,7 triliun menjadi Rp 78,07 triliun per Agustus 2025. Akibatnya, porsi penempatan di instrumen ini naik dari 46,8% menjadi 52,3%.

Baca Juga: DPLK PertaLife Sebut Penurunan BI Rate Jadi Sinyal Positif bagi Portofolio Investasi

Humas Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Syarifudin Yunus menilai, peningkatan penempatan dana di deposito tidak akan menekan kinerja investasi secara signifikan. Menurutnya, langkah tersebut justru mencerminkan strategi konservatif di tengah kondisi ekonomi dan pasar yang dinamis.

“Secara umum sih, kinerja investasi jadi konservatif saja dan lebih pasti ketimbang instrumen lainnya,” ujar Syarifudin kepada Kontan, Jumat (31/10/2025).

Ia menjelaskan, keputusan penempatan dana sepenuhnya berada di tangan peserta DPLK. Sikap konservatif peserta didorong oleh dua faktor utama. “Pertama, karena situasi ekonomi yang membuat mereka memilih bermain aman. Kedua, edukasi tentang investasi ke peserta masih belum optimal,” katanya.

Baca Juga: OJK Akan Atur Investasi Dana Pensiun di Instrumen ETF Emas, Ini Kata Asosiasi DPLK

Syarifudin menambahkan, peserta DPLK yang masih berusia muda sebenarnya memiliki ruang untuk mengambil risiko lebih tinggi agar potensi hasil investasi lebih optimal. “Kalau masih jauh dari usia pensiun, mestinya bisa menempatkan dana di instrumen yang lebih agresif,” jelasnya.

Meski demikian, Syarifudin menilai peluang pergeseran portofolio masih terbuka di sisa tahun ini, terutama jika kondisi ekonomi menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang lebih kuat.

Baca Juga: Penyebab Deposito Masih Jadi Primodona DPLK Meski Imbal Hasilnya Susut

Selanjutnya: Pertamina Klaim Hasil Uji Pertalite Sesuai Spesifikasi Lemigas

Menarik Dibaca: IHSG Berpeluang Lanjut Menguat, Simak Rekomendasi Saham MNC Sekuritas Senin (3/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×