kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Dukung Penerapan ESG, LPEI Berkomitmen Jadi Agen Transformasi Ekosistem Ekspor


Kamis, 22 Juni 2023 / 17:35 WIB
 Dukung Penerapan ESG, LPEI Berkomitmen Jadi Agen Transformasi Ekosistem Ekspor
ILUSTRASI. LPEI dan Moordy?s Analytics gelar Seminar bertajuk?Addressing Key Challenges in Climate Change


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank berkomitmen turut berpartisipasi menjadi agen transformasi dalam penerapan Enviromental, Social & Governance (ESG). 

Sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk merespon perubahan iklim serta mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, LPEI mendorong sejumlah langkah inisiatif penerapan ESG sebagai standar kinerja operasional Lembaga yang berkelanjutan.

Felia Salim, Anggota Dewan Direktur dan Ketua Komite Pemantau Risiko LPEI mengatakan, pihaknya berkomitmen dalam menjalankan mandatnya dengan mempertimbangkan ESG. Dalam penerapan ESG tersebut, perusahaan berpegang pada prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 51/POJK.03/2017 tahun 2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.

“Perlahan namun pasti, LPEI sedang menyelaraskan kebijakan dan pedoman ESG ke dalam mandat lembaga dalam rangka mendorong ekspor nasional yang beyond financing, berkelanjutan dan menciptakan develomental impact,” ujar Felia Salim dalam keterangannya, Kamis (22/6).

Dia bilang, LPEI akan terus menyelaraskan prinsip-prinsip ESG tersebut dalam kebijakan lembaga yang dituangkan melalui Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) dan terbagi ke dalam ESG kelembagaan dan ESG Kegiatan Usaha. Melalui ESG Kelembagaan, LPEI mendorong terciptanya kegiatan operasional yang ramah lingkungan melalui green office, save energy dan green carbon footprint. 

Dari aspek ESG kegiatan usaha, lanjutnya, LPEI memberikan edukasi kepada para nasabah tentang pentingnya penerapan ESG dan pengaruh perubahan iklim terhadap keberlangsungan bisnis mereka. 

Selain itu, perusahaan juga memperhatikan manfaat ganda (multiplier effect) yang diciptakan terhadap ekonomi, masyarakat dan lingkungan dari pengembangan kapasitas yang dilakukan kepada para pelaku usaha di Indonesia salah satunya melalui program Desa Devisa.

Dalam seminar bertajuk Addressing Key Challenges in Climate Change yang digelar LPEI dan Moordy’s Analytics, Chief APAC Economist Economic Solutions Moody’s Analytics Steve Cochrane mengatakan, negara-negara di dunia masih merasakan dampak ekonomi yang diakibatkan pandemi Covid-19 walaupun saat ini sedang dalam proses pemulihan. Ketegangan politik yang sedang terjadi di beberapa negara juga ikut memicu instabilitas ekonomi dunia.

Namun, ia melihat bahwa ekonomi negara -negara di Asia Tenggara cukup resilien, termasuk Indonesia. Ekonomi Indonesia didorong oleh permintaan domestik yang kuat, kebijakan ekonomi Indonesia yang suportif dan produk domestik bruto yang stabil.

“Meskipun negara-negara di Amerika dan Eropa sebagian masih menghadapi tantangan ekonomi, negara-negara di Asia Tenggara justru saat ini sedang dalam masa ekspansi. Salah satunya Indonesia yang saat ini dalam masa melakukan ekspansi bisnis dan diprediksi ekonomi indonesia akan semakin kuat di tahun depan,” ujar Steve.

Sementara itu, Direktur Global Industry Practice Group Moody’s Analytic Yasman Moghaddam mengatakan, perubahan iklim memiliki dampak yang lebih luas dan signifikan bagi ekonomi negara-negara di dunia setelah gelombang pandemi Covid-19. 

Dampak tersebut dapat dibagi menjadi dua yakni risiko fisik yang dipicu oleh cuaca ekstrim yang saat ini seringkali terjadi maupun perubahan iklim lainnya. Dan risiko transisi yang dipicu oleh kebijakan, teknologi dan preferensi konsumen. Kedua risiko tersebut pada akhirnya akan memberikan tantangan terhadap stabilitas bisnis dan ekonomi.

Yasman mengatakan, peran lembaga pembiayaan penting untuk meningkatkan kesadaran dalam menerapkan ESG di kegiatan bisnis para pelaku usaha khususnya eksportir. “Perubahan iklim tidak hanya terjadi saat ini namun dapat merefleksikan bagaimana masa depan kita dalam 20 tahun mendatang." pungkas Yasman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mudah Menagih Hutang Penyusunan Perjanjian & Pengikatan Jaminan Kredit serta Implikasi Positifnya terhadap Penanganan Kredit / Piutang Macet

[X]
×