Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi tahun ini pertumbuhan kredit masih akan lebih kencang dibanding pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). LPS menyatakan tahun ini pertumbuhan DPK akan ada di kisaran 8%.
Posisi pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding proyeksi kredit yang digadang tumbuh 10% pada penghujung tahun 2018.
Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan mengatakan, salah satu penyebab pertumbuhan DPK yang melambat antara lain sudah tidak adanya dampak dari amnesti pajak (tax amnesty).
"Seperti yang sering dikatakan, efek dari tax amnesty sudah tidak ada. Jadi kami tidak bisa proyeksi kenaikan DPK akan seperti tahun lalu," jelasnya di Jakarta, Rabu (13/9).
Catatan saja, pada tahun lalu pertumbuhan DPK secara industri sempat mencapai 9,4%. Meski begitu, pihaknya menyebut pertumbuhan kredit akan lebih tinggi dari tahun lalu yang tumbuh 8,2%.
Anggota Dewan Komisoner LPS Destry Damayanti mengatakan pertumbuhan kredit yang cepat tahun ini utamanya didorong oleh kenaikan kredit pada sektor konsumsi.
Atas hal itu, Destry mengimbau bank agar lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit untuk memitigasi risiko serta mendorong kredit ke sektor produktif.
Sebagai tambahan, LPS menyebut dari sisi loan to deposit ratio (LDR) saat ini tengah mengalami kenaikan seiring dengan lebih derasnya pertumbuhan kredit dibanding DPK.
Catatan LPS menunjukkan, per Juli 2018 posisi LDR perbankan ada di level 93,5%, paling tinggi sejak Januari 2013. Pertumbuhan kredit bank umum pada Juli naik 11,54% year on year (yoy) dari 11,09% pada Juni 2018. Pada saat yang sama, pertumbuhan DPK sedikit menurun menjadi 6,88% dari 6,99% pada bulan sebelumnya.
Dus, DPK pada semua kelompok BUKU masih cenderung tumbuh melambat. Kelompok BUKU I bahkan mengalami pertumbuhan negatif sebesar 2,46% yoy dan pertumbuhan tertinggi ada di kelompok BUKU IV sebesar 9,52% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News