kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Efek corona, Fitch pangkas rating Bank Central Asia (BBCA) jadi BBB- dari BBB


Rabu, 25 Maret 2020 / 13:08 WIB
Efek corona, Fitch pangkas rating Bank Central Asia (BBCA) jadi BBB- dari BBB
ILUSTRASI. Penerapan social distancing di kantor cabang BCA.


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Ratings menurunkan rating atau potensi default PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi BBB- dari sebelumnya BBB. Sementara peringkat nasional jangka panjang BCA dan anak usaha emiten ini yakni PT BCA Finance diturunkan menjadi AA+ (idn), dari AAA (idn). Tapi outlook perusahaan ini masih stabil. 

Fitch menurunkan peringkat BCA karena lingkungan operasi yang lebih lemah bagi bank-bank di Indonesia karena efek pandemi corona alias COVID-19. Fitch juga telah merevisi peringkat bank-bank di Indonesia menjadi BB+ dari BBB-. Ini mencerminkan risiko jangka pendek yang signifikan terhadap pertumbuhan, kualitas aset, dan profitabilitas di sektor ini. 
Fitch menjelaskan, kondisi lingkungan bisnis membatasi Viabilitas Rating (VR) alias kelangsungan hidup BCA karena pelemahan rupiah. Fitch jarang memberikan VR secara signifikan di atas penilaian lingkungan operasi, karena pengaruhnya pada aspek lain dari profil risiko masing-masing bank. VR BCA tetap satu tingkat lebih tinggi dari titik tengah lingkungan operasi yakni di BBB- sementara VR bank di BB+. 

Baca Juga: Fitch pantau terus perkembangan Indonesia

Meski demikian, Fitch masih memandang prospek BBCA masih stabil. Ini menandakan Fitch yakin buffer-absorpsi BCA dalam hal pendapatan, cadangan, dan modal memadai untuk menyerap potensi kerugian yang timbul dari pandemi corona dalam waktu dekat.

Peringkat Nasional Jangka Panjang 'AAA (idn) menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Fitch pada skala peringkat nasionalnya untuk negara itu. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau obligasi dengan harapan terendah terhadap risiko gagal bayar relatif terhadap semua emiten atau kewajiban lain di negara yang sama.

Fitch dalam riset yang dirilis Selasa (24/3) menjelaskan, kekuatan BCA didukung model bisnis perbankan transaksional sehingga memiliki risiko rendah dan fokus manajemen. "Kami memperkirakan fundamental ini akan tetap menguntungkan dibanding rekan-rekan terlepas dari headwinds terkait-virus yang signifikan. Karena standar penjaminan emisi bank yang unggul dan buffer yang kuat," kata analis Fitch. 

Tapi Fitch juga kembali mengingatkan kualitas aset akan berada di bawah tekanan dalam waktu dekat karena pertumbuhan kredit melambat dan kapasitas pembayaran peminjam ditantang. Namun, selera risiko BCA lebih rendah dari rekan sejawatnya dan harus memastikan bahwa bank terus memberikan harga yang lebih baik daripada bank domestik lainnya. Rasio kredit macet alias non performing loan (NPL) tetap rendah di 1,3% pada akhir 2019 dari tahun 2018 di 1,4%. Sementara rasio NPL industri pada akhir 2019 di 2,5%. Support potensi kerugian atas pinjaman BBCA sebesar 193% dari NPL lebih tinggi daripada industri 116%.

Profitabilitas BCA akan dipengaruhi oleh pencadangan yang lebih tinggi dalam waktu dekat karena kualitas aset melemah, tetapi akan terus mendapatkan keuntungan dari margin tinggi berkat basis simpanan dan simpanan berbiaya rendah yang menyumbang 76% dari total simpanan pada akhir tahun 2019. Ini akan memberikan bantalan yang signifikan terhadap lonjakan biaya kredit. 

Baca Juga: Sembilan bank papan atas tahan krisis

Margin bunga bersih 6,6% pada akhir-2019 lebih rendah dari tahun 2018 di 6,7%. Angka ini jauh di atas rata-rata industri 4,9%, sementara rasio laba operasional per risiko aset tertimbang stabil di 5,0% juga lebih tinggi dari rekan-rekan domestik.

Rasio modal ekuitas umum Tier 1 (CET1) pada akhir 2019 berada di 23,7% turun dari tahun 2018 di 22,9%. Sementara industri pada akhir 2019 ada di 21,9%. Rasio modal ekuitas BCA menjadi yang tertinggi di antara rekan-rekan bank domestik dan bank-bank berperingkat lebih tinggi di pasar negara berkembang lainnya. Ini didukung oleh pembangkit modal internal yang kuat. 

Fitch memperkirakan rasio CET1 bank tetap menguntungkan relatif terhadap rekan-rekannya meskipun diperkirakan ada pengurangan satu kali dalam ekuitas hingga Rp 6 triliun dan biaya kredit yang lebih tinggi dari penerapan standar akuntansi IFRS 9 oleh bank Indonesia dari Januari 2020.

Baca Juga: Waspada corona, BCA tutup sementara 33% cabang

Fitch berharap BCA dapat mempertahankan posisi dominannya dalam pendanaan berbiaya rendah sebagai pemimpin perbankan transaksional Indonesia dengan jaringan pengumpulan deposito yang luas. Bank mendapat manfaat dari biaya dana terendah di industri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×