kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Efek restrukturisasi kredit kendaraan ke bisnis bank bervariasi


Rabu, 29 April 2020 / 13:05 WIB
Efek restrukturisasi kredit kendaraan ke bisnis bank bervariasi
ILUSTRASI. Costumer Service Mandiri Tunas Finance (MTF) melayani nasabah di MTF Costumer Executive Lounge, Jakarta, Senin (13/4).


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Covid-19 membuat potensi gagal bayar kredit membesar, termasuk di sektor multifinace. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga pertengahan April 2020, ada lebih dari 270.000 proposal untuk relaksasi pembiayaan. Tidak lebih dari 70.000 kontrak restrukturisasi telah disetujui. 

Dalam riset BCA Sekuritas yang dirilis 24 April 2020 tercatat, saat ini ada lima perusahaan multifinance yang menguasai pembiayaan roda empat. Mereka adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang juga memiliki BCA Finance, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) lewat Mandiri Tunas Finance (MTF), PT Bank Danamon Tbk (BDMN) lewat Adira Finance dan Astra Sedaya Finance serta Toyota Astra Finance.

Kelima perusahaan pembiayaan tersebut menguasai sekitar 47,5% pasar roda empat. Bila dirinci, BCA Finance menguasai 14% pangsa pasar pembiayaan roda empat. BMRI termasuk MTF menguasai 10%, Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) menguasai 8,4%, Astra Sedaya Finance (ACC) 8,2% dan Toyota Astra Finance (TAF) 6,1% 

Sementara pembiayaan roda dua didominasi oleh BDMN dan Federal Indonesia Finance yang menguasai sekitar 57% pangsa pasar. Nah, menurut pantauan BCA Sekuritas terhadap delapan bank yang memiliki bisnis pembiayaan otomotif, BDMN memiliki eksposur terluas yang didominasi roda empat dengan menyumbang 37% dari total pinjaman, atau 79% dari pinjaman konsumer. 

Baca Juga: Sekitar Rp 25,4 triliun Pembiayaan Multifinance Masuk Restrukturisasi

Kemudian diikuti BBCA dengan 8% dari total pinjaman dan BMRI 4% dari total pinjaman di 2019. Asumsinya, ada potensi, 30% pembiayaan akan default dan mengarah pada penangguhan pembayaran bunga atau memperpanjang pembayaran pokok. "Tapi kualitas pinjaman di masing-masing bank akan bervariasi," ujar analis BCA Sekuritas. 

BMRI misalnya, memperkirakan debitur yang memiliki pendapatan tetap relatif tidak kesulitan membayar angsuran. Di BMRI, nasabah ini sekitar 70% yang memiliki pembiayaan mobil. Ini bisa dikatakan sebagian besar dampak akan menghantam perusahaan pembiayaan mandiri, bukan yang terkait dengan bank. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×