kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi lesu, kemampuan bayar kredit loyo


Rabu, 03 Agustus 2016 / 11:10 WIB
Ekonomi lesu, kemampuan bayar kredit loyo


Reporter: Galvan Yudistira, Shuliya Indriya Ratanavara | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pelambatan ekonomi memukul telak sektor riil. Ini yang tergambar dari naiknya kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perbankan, utamanya di sektor kredit komersial.

Kredit komersial adalah kredit yang berkaitan langsung dengan sektor riil. Sebab kredit ini merupakan kredit skala menengah kecil yang menunjang bisnis untuk tujuan usaha produktif.

Berdasarkan catatan KONTAN, sejumlah bank besar mencetak kenaikan NPL di kredit komersial ini. Ujungnya, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) kredit ini pun membengkak.

Bank Mandiri semisal. Rasio NPL kredit komersial Bank Mandiri naik 506 basis poin jadi 6,69% di semester I 2016,sekaligus jadi penyumbang terbesar NPL bank pelat merah ini. Suka tidak suka, Bank Mandiri pun menaikkan anggaran CKPN untuk kredit ini sebesar 108,8% menjadi Rp 9,23 triliun.

Direktur Risk Management and Compliance Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin bilang, rasio NPL kredit komersial naik lantaran kondisi ekonomi belum membaik dan harga komoditas seperti minyak, gas, batubara dan CPO belum pulih.

“Ini menyebabkan debitur seperti kontraktor, suplier, transportasi darat dan laut diputus kontraknya, dan mengalami kesulitan cashflow,” ujar dia ke KONTAN, Selasa (2/8).

Bank Central Asia (BCA) juga mencetak kenaikan 130 bps NPL sektor komersial menjadi 2,1% di paruh pertama 2016.

Raymon Yonarto, Kepala Divisi Keuangan dan Perencanaan BCA mengatakan, kredit macet itu berasal dari sektor angkutan laut penunjang industri batubara. Agar tak jadi beban, baik Bank Mandiri dan BCA akan mengerem penyaluran kredit yang sensitif dengan perubahan ekonomi.

Mereka akan mengalihkan ke sektor lain yang berpotensi tumbuh seperti makanan dan minuman, serta infrastruktur. Bank Negara Indonesia (BNI) juga akan melakukan program recovery agar rasio NPL kredit komersial bisa di bawah 3% pada akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×