kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.535   -35,00   -0,21%
  • IDX 7.040   60,28   0,86%
  • KOMPAS100 1.021   8,73   0,86%
  • LQ45 796   9,34   1,19%
  • ISSI 222   1,58   0,72%
  • IDX30 416   6,84   1,67%
  • IDXHIDIV20 491   8,63   1,79%
  • IDX80 115   1,37   1,20%
  • IDXV30 117   0,85   0,73%
  • IDXQ30 136   2,16   1,62%

Ekonomi lesu, nilai klaim Askrindo membengkak


Senin, 23 November 2015 / 10:43 WIB
Ekonomi lesu, nilai klaim Askrindo membengkak


Reporter: Mona Tobing | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Perekonomian global yang lesu membuat pembayaran klaim PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) membengkak. Sepanjang Januari hingga Oktober 2015, klaim Askrindo melonjak hingga 100% dibanding periode yang sama di 2014.

Pembayaran klaim Askrindo per Oktober tahun lalu hanya sebesar Rp 600 miliar. Sampai Oktober tahun ini, nilai klaim perusahaan asuransi pelat merah itu telah mencapai Rp 1,2 triliun. "Debitur kami hampir semua adalah pedagang, sehingga kalau ekonomi lesu mereka akan memprioritaskan urusan perut dulu," ujar Antonius Napitupulu, Direktur Utama Askrindo, belum lama ini.

Penyumbang klaim terbesar Askrindo berasal dari segmen Kredit Usaha Rakyat (KUR), yakni sebanyak Rp 700 miliar atau 58,83% dari total pembayaran klaim. Sedang klaim dari non-KUR sebesar Rp 500 miliar. "Kredit non-KUR ini berasal dari bank yang memberikan kredit mikro penganti KUR yang sempat dimoratorium," ungkap Antonius.

Lonjakan klaim masih berpotensi berlanjut di sisa dua bulan terakhir ini. Sebab, rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) perbankan meningkat. Pada tahun kambing kayu ini, Askrindo memprediksikan nilai klaim sampai Desember mencapai Rp 1,5 triliun, atau naik 60% dari proyeksi awal. Semula Askrindo memperkirakan pembayaran klaim tahun ini hanya Rp 900 miliar.

Menurut Antonius, ramalan nilai klaim itu berdasarkan angka kredit bermasalah dari nilai pinjaman. Saat ini, net performance guarantee Askrindo mencapai 4%.

Meski angka klaim Askrindo terbang tinggi, perusahaan yang berdiri tahun 1971 ini masih yakin target labanya tak akan meleset. Sampai Oktober, laba Askrindo sudah sebesar 80% dari target.

Dalam sepuluh bulan pertama tahun ini, Askrindo mencetak untung sebesar Rp 800 miliar. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atawa year on year (yoy), ada pertumbuhan hingga 30%. Di akhir tahun nanti, Askrindo optimistis bisa mengukir laba Rp 1 triliun.

Antonius menyebutkan, kenaikan laba tahun ini ditopang oleh peningkatan premi yang masuk ke kantong Askrindo. Strategi menggandeng perbankan sebagai mitra membawa dampak positif bagi pertumbuhan bisnis Askrindo. Kemudian, realisasi program KUR yang mulai bergulir di semester kedua turut mengerek kinerja mereka.

Tak cuma itu, sejumlah proyek konstruksi dan infrastruktur yang mulai berjalan juga dimanfaatkan untuk menggeber bisnis surety guna memompa keuangan Askrindo. "Tidak sulit untuk bisa mencapai target laba, premi yang kami dapat juga terus bertambah," kata Antonius.

Sekadar informasi, total premi yang diraup oleh Askrindo sampai Oktober 2015 lalu mencapai Rp 2,8 triliun. Sumbangan dari segmen non-KUR sebesar Rp 1 triliun.

Agar bisnisnya terus membesar, Askrindo tak cuma bekerjasama dengan perbankan. BUMN penjaminan ini akan memperluas kongsi dengan perusahaan pembiayaan atau multifinance. Tahun 2016, Askrindo membidik target kerjasama dengan 50 multifinance untuk menawarkan asuransi kredit. "Saat ini baru menjajaki dengan tiga perusahaan," ujar Antonius.

Guna menarik minat multifinance berkongsi, Askrindo bakal memberikan rate yang kompetitif, yakni antara 0,5% hingga 1% dari nilai pembiayaan. "Layanan yang kami berikan juga sama dengan bank," tambah Antonius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×