Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) optimistis pertumbuhan kredit mereka bisa kinclong tahun 2013 ini. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto di Jakarta, Senin (26/8).
Joko menyebutkan, pertumbuhan kredit BPR akan linear seperti tahun 2012 lalu, pada dikisaran 22%. Menurut Joko, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat, namun sampai pertengahan 2013, pertumbuhan kredit BPR naik 20,61% atau tumbuh Rp 9,61 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Yang kami harapkan pertumbuhan kredit ini sampai akhir tahun 2013 mencapai kisaran 21% sampai dengan 22%," kata Joko di Jakarta, Senin (26/8). Joko merinci, kredit atau outstanding yang berhasil disalurkan per Juni 2013 adalah Rp 56,24 triliun, dengan aset Rp 71,9 triliun.
Sementara itu, pertumbuhan secara year on year tercatat sebesar 20,61%, dengan jumlah debitur sebanyak 3,2 juta. Optimisme pertumbuhan kredit, lanjut Joko, harus diimbangi dengan prinsip kehati-hatian menjaga rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) di bawah 5%.
"Tetap dengan mempertahankan kualitas kredit sampai akhir Desember, harus tekan NPL di bawah 5%," ujar Joko. Sebagai catatan, kucuran kredit BPR per Juni 2013 sebesar Rp 56,24 triliun atau naik dibandingkan periode Juni 2012 yang hanya mencapai Rp 46,6 triliun.
Rasio kredit bermasalah dari BPR per Juni 2013 adalah sebesar Rp 4,98 triliun, atau turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 5,27 triliun. Untuk aset BPR per Juni 2013, tercatat Rp 71,9 triliun, yang artinya naik dibandingkan total aset per Juni 2012 yang hanya Rp 60,03 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News