Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelebihan likuiditas di industri perbankan masih cukup besar. Menurut hitung-hitungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jumlah kelebihan likuiditas perbankan mencapai Rp 618 triliun.
Tren kelebihan likuiditas perbankan ini menurut OJK, tengah naik. Pada 2017, likuiditas perbankan tercatat sebesar Rp 500 triliun. OJK mencatat kondisi likuiditas perbankan saat ini masih cukup untuk mendukung pertumbuhan kredit perbankan ke depan.
Dody Arifianto, Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS membenarkan kelebihan likuiditas perbankan. "Karena kredit masih belum tumbuh kencang," kata Dody kepada Kontan.co.id, Selasa (29/5).
Sampai April 2018, pertumbuhan kredit perbankan masih 8,9% yoy. Dengan kelebihan likuiditas ini menurut Dody, bank akan menyimpannya di pasar uang antar bank dan surat berharga.
Frans Alimhamzah, Direktur Bisnis Banking CIMB Niaga mengatakan ekses likuiditas ini karena kredit yang belum terlalu kencang dikucurkan. "Sebisa mungkin kami akan tingkatkan," kata Frans kepada Kontan.co.id, Selasa (29/5). Kelebihan likuiditas menurut CIMB Niaga ditempatkan di marketable instrumen.
Taswin Zakaria Direktur Utama Maybank Indonesia mengatakan saat ini kondisi likuiditas masih memadai.
Haryono Tjahjarijadi, Presiden Direktur Maybank Indonesia bilang kelebihan likuiditas ini disebabkan karena kredit masih belum normal. "Kelebihan likuiditas ditempatkan di surat berharga negara," kata Haryono kepada Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News