kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ekspor turun, kinerja LPEI tahun depan bisa terseret


Jumat, 18 November 2011 / 14:29 WIB
Ekspor turun, kinerja LPEI tahun depan bisa terseret
ILUSTRASI. Seorang tenaga kesehatan mengacungkan kepalan tangan setelah menerima vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 di Hospital Favoriten Wina, Austria, Minggu (27/12/2020).


Reporter: Adisti Dini Indreswari |

JAKARTA. Krisis ekonomi global membawa angin buruk terhadap ekspor Indonesia. Pembiayaan ekspor Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) alias Indonesia Eximbank tahun depan terancam menurun.

Senior Managing Director LPEI, Arifin Indra mengatakan, perusahaannya mengikuti proyeksi pemerintah. "Tahun ini pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekspor 13%. Tahun depan menurun menjadi 10%," ungkap Arifin, Rabu (16/11).

Kendati demikian, LPEI masih berharap bisa meningkatkan pembiayaan ekspor. Strateginya adalah adalah mengalihkan ekspor ke negara-negara yang memiliki prospek. Arifin menyebut Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, dan Asia masih bisa menjadi tujuan ekspor.

Lagipula, meski krisis terjadi komoditas ekspor Indonesia merupakan kebutuhan primer yang akan tetap dikonsumsi orang, seperti kopi, coklat, margarin, teh, batubara, dan tekstil.

Kinerja LPEI tahun ini sebenarnya cukup kinclong. Pembiayaan sampai 14 November lalu tercatat sudah Rp 19,1 triliun, hampir menembus target sepanjang tahun, kurang lebih Rp 20 triliun. Non performing loan (NPL) juga membaik menjadi 3,89%. Pendapatan LPEI tumbuh 21,35% dibandingkan posisi pembiayaan akhir 2010 sebesar
Rp 15,74 triliun.

Dari sisi laba bersih, LPEI mencatat pertumbuhan signifikan hingga 40,65% dari posisi 31 Juli menjadi Rp 369,94 miliar per 31 Oktober. Angka ini hampir dua kali lipat laba bersih sepanjang 2010. Aset LPEI tumbuh menjadi Rp 23,07 triliun hingga Oktober.

Sayang, Arifin enggan mengutarakan target tahun depan, termasuk kebutuhan dana dan sumber pendanaan. Sebagian kebutuhan dana LPEI berasal dari penerbitan obligasi berkelanjutan dengan total nilai Rp 10,5 triliun. Penerbitan obligasi tahap I senilai Rp 2,5 triliun ditawarkan medio Desember mendatang. LPEI akan menerbitkan sisanya tahun 2012 dan 2013.

LPEI akan menggunakan seluruh dana obligasi untuk pembiayaan ekspor. Pembiayaan ini mendominasi 98% bisnis LPEI. "Penjaminan dan asuransi sifatnya hanya komplementer. Kami mengikuti pasar saja," pungkas Arifin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×