Reporter: Nina Dwiantika | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Kebijakan pengetatan moneter oleh Bank Indonesia (BI) tidak menyurutkan perbankan menyalurkan kredit. Di tengah tren kenaikan suku bunga kredit, perbankan membidik sektor kredit infrastruktur agar mampu meningkatkan penyaluran kredit.
Lihat saja, empat bank bergandengan tangan menyalurkan kredit ke PT Cemindo Gemilang. Sindikasi bank tersebut terdiri dari Bank BNI, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bangkok Bank cabang Jakarta dan Indonesia Exim Bank. Empat bank ini menggelontorkan kredit sindikasi sebesar Rp 5,27 triliun kepada Cemindo.
Perinciannya, sebagai pemimpin sindikasi, BNI mengucurkan kredit sebesar Rp 1,92 triliun. Kemudian BRI sebesar Rp 1,92 triliun. Bangkok Bank cabang Jakarta dan Indonesia Exim Bank masing-masing memberikan kredit Rp 958,6 miliar dan Rp 479,3 miliar. "Jangka waktu pinjaman kredit sekitar 10 tahun-11 tahun," ujar Direktur Business Banking BNI, Krishna R Suprapto, Rabu (18/9).
Sayang, empat bank enggan buka-bukaan tentang suku bunga kredit yang dipatok kepada Cemindo. Managing Director BRI Sulaiman Arif Arianto memberikan gambaran, suku bunga kepada perusahaan semen tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Alasannya, BI rate telah membengkak sebesar 150 basis poin dalam tempo empat bulan terakhir. "Bunga kredit yang dikenakan mengambang serta memperhitungkan margin dan tingkat risiko perusahaan," ucap Sulaiman.
Dia menambahkan, pihaknya optimistis terhadap penyaluran kredit di sektor semen. Menurut Sulaiman, kebutuhan Indonesia akan proyek infrastruktur seperti jalan, rumah, apartemen, dan gedung, masih tinggi.
Faktor inilah yang membuat perbankan percaya diri menyalurkan kredit ke Cemindo. "Meski begitu tetap ada risiko kredit macet jika pelemahan ekonomi terjadi," terangnya.Dalam waktu dekat, bank pelat merah ini juga akan terlibat dalam pengucuran kredit sindikasi sebesar Rp 4 triliun untuk Angkasa Pura.
Dalam sindikasi tersebut, BNI mengambil porsi kredit sekitar Rp 1 triliun. Selanjutnya, BNI juga berencana menyalurkan kredit ke pabrik kimia sebesar Rp 2 triliun. "BNI fokus membiayai delapan sektor, diantaranya pertanian, telekomunikasi, listrik, minyak dan gas," terangnya.
Presiden Direktur PT Cemindo Gemilang, Aan Selamat, menuturkan kredit segar tersebut dialokasikan untuk pembangunan proyek pabrik semen berkapasitas produksi 3,7 juta ton per tahun. Pembangunan pabrik berlokasi di Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. Cemindo juga berencana membangun dua pabrik penggilingan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News