Reporter: Dessy Rosalina, Nina Dwiantika | Editor: Roy Franedya
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan acuan atau benchmark Beban Operasional berbanding Pendapatan Operasional (BOPO) akhir pekan lalu. Berdasarkan 14 bank bank umum kelompok usaha (BUKU) 3 dan 4, sebanyak 6 bank harus menurunkan BOPO agar sesuai benchmark.
Keenam bank tersebut adalah Bank BNI, Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Internasional Indonesia (BII), Mega, OCBC NISP dan Panin Bank. BI akan meminta bank yang memiliki BOPO di atas benchmark mencantumkan rencana penurunan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun ini. Jika tidak berhasil, tahun depan bank tidak boleh menambah kantor cabang.
Direktur BTN, Mas Guntur Dwi, mengatakan tahun ini BTN berencana menurunkan BOPO menjadi 75%. Ada tiga strategi yang akan ditempuh. Pertama, memperbaiki struktur perdanaan. BTN akan meningkatkan porsi dana murah (tabungan dan giro) dari 43% menjadi 48,25% total dana pihak ketiga (DPK).
Kedua, meningkatkan kualitas kredit. BTN akan berusaha mengendalikan rasio kredit bermasalah (NPL) dari kredit komersial non-perusahaan. Tahun lalu, 86,2% kredit BTN mengalir ke perumahan dan 13,7% kredit non perumahan.
Ketiga, meningkatkan pendapatan dengan mendongkrak pendapatan non-bunga (fee based income). Tahun ini, BTN menargetkan pertumbuhan 66,6%. Sementara pendapatan non bunga mencapai Rp 577 miliar di sepanjang tahun 2012.
Bank BNI juga akan berencana menurunkan BOPO. Direktur Keuangan BNI, Yap Tjay Soen, mengatakan perbaikan BOPO BNI dengan meningkatkan dana murah guna menurunkan beban biaya. "Kita akan mengurangi dana mahal," ujarnya.
strong>Perhatikan ekspansi
Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja, mengatakan BOPO bank domestik sangat mudah meningkat. Perbankan masih berekspansi guna meningkatkan penertasi kredit. Maklum, bank masih mengandalkan pendapatan bunga sebagai sumber laba.
Hal ini berbeda dengan bank asing yang tidak melakukan ekspansi dan memiliki porsi pendapatan non-bunga yang hampir sama dengan pendapatan bunga "Ada baiknya bank yang memiliki BOPO tinggi memperlambat ekspansi . Bila sudah terkendali baru ekspansi kembali," ujarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News