kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fee Based Income BCA, BRI, BNI dan Bank Mandiri Kompak Bermekaran


Kamis, 28 April 2022 / 20:00 WIB
Fee Based Income BCA, BRI, BNI dan Bank Mandiri Kompak Bermekaran


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan berbasis fee dan biaya atau fee based income (FBI) menjadi salah satu penopang kinerja perbankan tumbuh tinggi sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Sedangkan pendapatan bunga bersih mereka masih tumbuh tipis, bahkan sebagian masih mengalami penurunan. 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) misalnya,  mengantongi FBI Rp 4,72 triliun atau tumbuh 9,2% YoY dari Rp 3,9 triliun pada kuartal I tahun lalu. BRI berhasil membukukan laba bersih Rp 12,16 triliun atau melesat 78,2% secara year on year (YoY). Bank ini merupakan pencetak laba terbesar di Tanah Air di tiga bulan pertama. 

Sebagian besar dikontribusikan dari pendapatan terkait transaksi e-channel yang mencapai Rp 1,78 triliun atau 42% dari total FBI. Itu meningkat 7% dari kuartal I 2021. 

Pendapatan dari administrasi dana meningkat 4% ke Rp 1,12 triliun, pendapatan administrasi kredit tumbuh 14% menjadi Rp 429 miliar dan pendapatan terkait trade finance dan bisnis internasional naik 4% jadi Rp 408 miliar. 

Baca Juga: BSI Didorong Jadi Bank BUMN Untuk Kuasai Pasar Syariah Domestik dan Global

Pendapatan fee non e-channel meningkat 41% jadi Rp 93 miliar dan pendapatan berkaitan dengan asuransi tumbuh 40% ke Rp 226 miliar.  Namun, secara keseluruhan pendapatan non bunga BRI masih turun 4,8% YoY, hanya Rp 7,8 triliun. 

Ini dikarenakan adanya penurunan pendapatan transaksi treasury dari Rp 1,39 triliun jadi Rp 918 miliar dan pendapatan lain-lain turun dari Rp 1,12 triliun jadi Rp 301 miliar.  Sementara pendapatan dari pemulihan aset atau recovery income masih menunjukkan pertumbuhan dari Rp 1,79 triliun ke Rp 2,33 triliun. 

BRI masih akan terus mendorong fee based income, terutama dari aktivitas berbasis transaksi seiring dengan digitalisasi yang dilakukan perseroan. "Tahun ini pertumbuhan FBI  ditargetkan akan lebih tinggi lagi dari capaian tahun 2021," kata Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI pada Kontan.co.id belum lama ini.

BRI berkomitmen untuk selalu meningkatkan kualitas saluran distribusi baik secara jumlah, jenis layanan yang dapat dinikmati nasabah, maupun reliabilitasnya untuk mendorong transaksi melalui e-channel & e-banking. Aestika bilang, BRI juga akan selalu berinovasi untuk menghadirkan diversifikasi jenis produk dan layanan yang sesuai kebutuhan nasabah.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) meraup kenaikan laba bersih 63,2% YoY jadi Rp 3,96 triliun. Ini ditopang oleh pertumbuhan FBI dan menurunnya biaya provisi. Sedangkan pendapatan bunga bersih bank ini masih terkoreksi 4,6% YoY. FBI perseroan di triwulan pertama mencapai Rp 4,03 triliun, tumbuh 25,6% secara YoY.

Baca Juga: Fee Based Income BNI Tumbuh 25,6% pada Kuartal I, Ini Penopangnya

Peningkatan FBI itu terutama ditopang oleh transaksi business banking seperti marketable securities yang melesat 96,6% YoY jadi Rp 873 miliar, forex tarding serta derivatif dan revaluasi valas naik 61,5% jadi Rp 591 miliar. 

Sementara FBI dari transaksi consumer banking di bank ini baru tumbuh 5,6%. Itu diantaranya diperoleh dari layanan pembayaran dan tagihan yang tumbuh 7% YoY jadi Rp 74 miliar, administrasi kartu debit naik 7,2% jadi Rp 132 miliar, transaksi ATM dan e-channel naik 3,3% jadi Rp 371 miliar, account maintenance naik 2,3% jadi Rp 508 miliar.

"Tingginya transaksi keuangan  menjadi sumber pertumbuhan fee based income yang mendorong pertumbuhan laba progresif BNI," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Selasa (26/4).

Sementara Direktur IT dan Operasi BNI, YB. Hariantono mengatakan, transaksi aplikasi BNI Mobile Banking akan terus didorong sebagai sumber FBI. 

Per Maret 2021, pengguna BNI Mobile Banking telah mencapai 11,47 juta atau meningkat 34% yoy. Jumlah transaksi meningkat signifikan 34,7% mencapai 128 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp 175 triliun atau tumbuh 26,8% yoy.  

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mencatat bahwa FBI jadi penopang pertumbuhan kinerjanya di kuartal I. Pasalnya, pendapatan bunga bersih bank ini baru naik 2,5% YoY.

Sementara laba bersih perseroan tumbuh 14,6% ke Rp 8,06 triliun. BCA tercatat membukukan FBI tumbuh 15,8% YoY menjadi Rp 3,97 triliun.  Selain itu, pendapatan trading bank ini dan pendapatan lain-lain juga meningkat tinggi masing-masing 17,4% dan 33,1%. Alhasil, pendapatan non bunga BCA mencapai Rp 5,9 triliun atau tumbuh 19,5% YoY. 

Pertumbuhan FBI BCA didorong oleh peningkatan transaksi e-channel. Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA memaparkan, nilai transaksi mobile banking BCA per Maret 2022 mencapai Rp 1.235 triliun, tumbuh 45% YoY. Nilai transaksi internet banking tumbuh 20,7% ke Rp 4,122 triliun.

PT Bank PT Bank Mandiri Tbk mencatatkan pertumbuhan FBI sebesar Rp 3,92 triliun atau tumbuh 6,2% YoY. Sedangkan total pendapatan non bunga bank ini tumbuh 13,5 % YoY menjadi Rp 8,64 triliun. 

Baca Juga: Ekspansi Kredit, Perbankan Ramai Terbitkan Surat Utang

Selain dari FBI, pendapatan non bunga bank ini berasal dari recovery income sebesar Rp 1,64 triliun atau melonjak 96,2% YoY, dari anak usaha sebesar Rp 1,82 triliun, dan dari transaksi fixed income, forex dan derivatif yang tumbuh 15,7% jadi Rp 1,73 triliun. 

Adapun FBI Bank Mandiri didorong oleh pendapatan terkait biaya kredit dan perdagangan yang tumbuh 11,1% menjadi 1,01 triliun, biaya terkait DPK, cash management dan remitansi sebesar Rp 1,03 triliun atau tumbuh 20,7% YoY. 

FBI dari transaksi e-channel naik 6% YoY menjadi Rp 667 miliar. Ini diantaranya diperoleh dari transaksi Livin, SMS dan internet banking sebesar Rp 351 miliar atau tumbuh 19,3% YoY.

Rasio pendapatan non bunga terhadap total pendapatan sekitar 29%. "Ke depan rasio tersebut akan terus ditingkatkan sebagai bagian dari strategi beyond landing Bank Mandiri," kata Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo 

Hal itu dilakukan dengan terus melanjutkan pengembangan layanan dan produk perbankan digital yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan nasabah korporasi dan ritel melalui Livin dan Kopra. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×