Reporter: Ferrika Sari | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun 2022, simpanan nasabah perbankan terus meningkat pada awal tahun 2022. Pertumbuhan tertinggi masih didominasi simpanan nasabah kaya dengan tearing di atas Rp 5 miliar.
Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) mencatat, tearing simpanan di atas Rp 5 miliar tumbuh 16,3% year on year (yoy) menjadi Rp 3.818 triliun pada Februari 2022. Simpanan nasabah kaya ini berkontribusi 51,3% dari total simpanan industri Rp 7.446 triliun.
Disusul pertumbuhan tearing simpanan Rp 100 juta - Rp 200 juta. Dalam dua bulan pertama 2022, simpanan nasabah ini tumbuh hingga 7,7% yoy menjadi Rp 402 triliun dan turut berkontribusi 5,4% dari total simpanan.
Sementara tiering simpanan lain justru tumbuh merata di kisaran 5%. Di antaranya, tearing simpanan Rp 200 juta -Rp 500 juta, tiering simpanan Rp 500 juta-Rp 1 miliar, tiering simpanan Rp 1 miliar-Rp 2 miliar dan tiering Rp 2 miliar -Rp 5 miliar.
Tearing simpanan di bawah Rp 100 juta mencatatkan pertumbuhan terendah. Tercatat simpanan nasabah menengah bawah ini hanya tumbuh 4,5% yoy dan berkontribusi Rp 948 triliun pada Februari 2022.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa memperkirakan, simpanan nasabah di level bawah belum tumbuh sepenuhnya karena dampak pemulihan ekonomi menyebar. "Di level bawah, ada sebagain tidak kerja, atau kenaikan kebutuhan hidup mereka lebih besar dibandingkan gaji," kata Purbaya, Selasa (12/4).
Alhasil, pertumbuhannya tidak secepat simpanan tearing di atas Rp 5 miliar. Oleh karena itu, masyarakat menengah bawah masih menjadi perhatian besar pemerintah. Salah satunya dengan memberikan bantuan langsung tunai (BLT).
Namun ia memperkirakan, simpanan nasabah level bawah akan membaik seiring pemulihan ekonomi nasional. Pemulihan ini masih berlangsung secara gradual di tengah ketidakpastian ekonomi akibat Covid-19, perang Rusia - Ukraina serta terbatasnya rantai pasok global.
Secara umum, simpanan nasabah akan kembali ke level sebelum pandemi ketika ekonomi sudah sepenuhnya pulih dan intensitas ketidakpastian usaha menurun. LPS memperkirakan, kondisi ini terjadi bertahap pada 2022- 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News