Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Federal International Finance (FIF) Spektra tahun lalu tak berhasil memenuhi target awal yang mereka tetapkan.
Awalnya, perusahaan yang mayoritas bergerak di pembiayaan barang elektronik ini berharap dapat membukukan pembiayaan sekitar Rp 3 triliun. Namun kenyataan tak seindah harapan. Mereka hanya berhasil menyalurkan kredit sekitar Rp 2,85 triliun.
"Secara industri memang penjualan elektronik sedang mengalami perlambatan. Kemungkinan customer masih melakukan penyesuaian terhadap pola konsumsinya," kata Direktur Utama FIF Spektra, Darwan Tirtayasa, Rabu (4/2).
Tahun lalu, inflasi tanah air yang cukup tinggi disinyalir menjadi pemicu berkurangnya daya beli masyarakat.
Dengan meningkatnya pengeluaran masyarakat, maka umumnya mereka menunda dan mengubah rencana pembelian barang-barang elektronik. Sehingga, pengereman tersebut pun berimbas pada pembiayaan FIF Spektra.
Meskipun tidak berhasil mencapai target, pembiayaan yang dikucurkan FIF Spektra tersebut tetap lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang sekitar Rp 2,43 triliun atau tumbuh 17%.
Darwan menjelaskan, pertumbuhan tersebut tak lepas dari strategi Spektra yang fokus pada penambahan jumlah mitra. "Growth karena ekstensifikasi diler, kami tambah mitra potensial," ujarnya.
Seiring dengan bertambahnya jumlah mitra yang bekerja sama dengan Spektra, lanjut Darwan, pembiayaan perusahaan pun ikut terkerek. Saat ini, Spektra memiliki sekitar 5.000 mitra. Dari jumlah tersebut, jumlah diler yang aktif sekitar 400 buah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News