kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Finarya akan masuk induk usaha BUMN


Sabtu, 09 Februari 2019 / 13:09 WIB
Finarya akan masuk induk usaha BUMN


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membikin platform sistem pembayaran pelat merah yang terintegrasi makin benderang. Nantinya PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) yang dibentuk sebagai pengelola platform ini.

Kementerian BUMN memproyeksikan Finarya akan masuk menjadi bagian Holding Keuangan dan Asuransi. "Iya benar, akan masuk ke holding keuangan nanti," kata Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo kepada KONTAN, Jumat (8/2).

Pernyataan Gatot sekaligus menegaskan kembali pernyataan Direktur Utama Bank Mandiri (persero) Tbk (BMRI) Kartika Wiroatmodjo. Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komsisi XI DPR pertengahan Januari lalau, Kartika menyatakan, Finarya akan masuk holding keuangan di bawah komando PT Danareksa.

Finarya dibentuk oleh PT Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk (TLKM) melalui PT Telekomunikasi Seluler alias Telkomsel. Perusahaan ini menguasai 99,99% kepemilikan saham.

Tak lama dibentuk, Finarya cepat mengambil langkah. Mereka mentransformasikan layanan T-Cash milik Telkomsel menjadi LinkAja, dan akan resmi berubah 21 Februari mendatang. LinkAja yang kelak akan menjadi platform pembayaran pelat merah.

Termasuk melebur semua sistem pembayaran yang dimiliki bank-bank BUMN, anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), yakni Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk.

Meski begitu, Gatot enggan menjelaskan lebih detil mengenai progres pembentukan holding BUMN. "Masih dibahas di kementerian, belum final," katanya.

Pemegang saham

Lalu bagaimana soal pemegang saham Finarya? Gatot menyatakan setelah masuk dalam holding BUMN, kepemilikan Finarya akan dimiliki BUMN-BUMN. "BUMN lain yang memiliki kepentingan," kata Gatot.

Kabar yang beredar, pemegang saham Finarya nantinya adalah Telkomsel, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, Bank BTN, Pertamina, Danareksa, dan Asuransi Jiwasraya. Ada pula yang menyebut PT Jasa Marga TBk dan PT Kereta Api Indonesia ikut masuk ke Finarya.

Finarya dibentuk sebagai pengelola LinkAja, metamorfosis layanan pembayaran Telkomsel T-Cash. LinkAja akan mengintegrasikan sistem pembayaran digital BUMN.

Sebelumnya Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko mengatakan, integrasi uang elektronik berbasis server bisa dilakukan asal tidak melanggar regulasi.

Saat ini izin operasional LinkAja sudah diajukan kepada BI. Namun Onny enggan menyebut pihak yang mengajukan izin.

Operasional LinkAja akan dimulai bertepatan dengan penyelenggaran JavaJazz pada awal Maret 2019. Kalau linkAja terwujud, Anda tak perlu membawa dompet lagi. Uang elektronik, kartu debit dan kartu kredit ada di genggaman Anda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×