kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fintech P2P Lending Makin Getol Salurkan Pinjaman kepada UMKM


Jumat, 01 Juli 2022 / 17:41 WIB
Fintech P2P Lending Makin Getol Salurkan Pinjaman kepada UMKM
ILUSTRASI. Peer to Peer Lending.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending kian gencar memberikan akses pendanaan dan menjangkau lebih banyak UMKM yang potensial. Hal ini sejalan dengan fokus pemerintah yang serius untuk terus meningkatkan UMKM.

PT Akseleran Keuangan Inklusif (Akseleran) misalnya, yang secara kumulatif, telah menyalurkan total pinjaman usaha hingga pertengahan Juni 2022 mencapai lebih dari Rp 4,82 triliun.

"Jika hitungannya tahunan, penyaluran pinjaman usaha Akseleran secara konsisten terus mengalami pertumbuhan. Tercatat selama periode Januari 2022 hingga pertengahan Juni 2022, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp1,15 triliun lebih atau tumbuh 60% dibandingkan periode yang sama tahun 2021," terang CEO & Co-Founder Akseleran Ivan N. Tambunan kepada kontan.co.id, Kamis (30/6).

Hingga saat ini total kumulatif para pelaku usaha atau UMKM yang sudah memperoleh pembiayaan modal usaha dari Akseleran telah mencapai lebih dari 3 ribu UMKM yang tersebar cukup merata di Indonesia. Dari total kumulatif penyaluran pinjaman usaha Akseleran sampai dengan saat ini maka 99% adalah untuk UMKM.

Baca Juga: ShopeePay Naikkan Limit Saldo Pengguna Jadi Rp 20 Juta

"Sedangkan sisanya diperuntukkan ke produk pinjaman konsumsi Akseleran berupa employee loan. Ini menunjukkan bahwa Akseleran tetap berkomitmen sebagai penyelenggara fintech P2P lending yang selalu memajukan bisnis UMKM di Indonesia," kata Ivan.

Ivan menjelaskan, pinjaman usaha yang disalurkan oleh Akseleran kepada para pelaku usaha atau UMKM adalah sebesar Rp 75 juta hingga Rp 2 miliar. Akseleran juga menyasar para pelaku usaha mikro dengan menyediakan pinjaman usaha sebesar Rp 10 juta hingga Rp 200 juta melalui kerja sama dengan sejumlah e-commerce platform.

Pinjaman usaha yang disalurkan Akseleran tidak hanya di dalam Pulau Jawa saja, melainkan sudah di luar Pulau Jawa. Sejauh ini dari 10 wilayah di Indonesia yang telah memperoleh penyaluran pinjaman usaha tertinggi dari Akseleran di antaranya dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Riau, Sumatra Selatan, dan Sulawesi Tenggara.

Hingga akhir tahun 2022, Akseleran menargetkan penyaluran pinjaman usaha kepada UMKM sebesar lebih dari Rp 3,5 triliun atau hampir dua kali lipat dari pencapaian pada akhir tahun lalu.

"Kami tetap optimistis dapat mencapai target tersebut mengingat pertumbuhan yang terus berlangsung. Setidaknya untuk rata-rata penyaluran pinjaman usaha Akseleran setiap bulannya sudah menembus di angka Rp 230 miliar hingga Rp 250 miliar per bulan," imbuh Ivan.

Sementara itu, Amartha sebagai perusahaan microfinance marketplace juga telah berhasil menjangkau lebih dari satu juta perempuan pengusaha mikro di Indonesia, dengan total penyaluran modal usaha secara umum yakni sebesar lebih dari Rp 6,5 triliun. Amartha menyediakan pinjaman modal usaha khusus untuk perempuan pengusaha mikro mulai dari Rp 5 juta - Rp 15 juta, dengan tenor pinjaman selama 50 minggu.

Baca Juga: Platform Digital Dorong Penerimaan Negara Lewat Layanan Pembayaran Pajak Online

Sebagai gambaran, wilayah operasional Amartha tersebar di tiga pulau di Indonesia yakni Jawa, Sumatra dan Sulawesi. Penyaluran modal lebih dominan ke wilayah luar pulau Jawa, yakni sebesar lebih dari 60%.

"Ini merupakan bagian dari strategi Amartha untuk menghadirkan kesetaraan pelayanan inklusi keuangan di luar pulau Jawa, sesuai dengan aturan dari OJK," ujar Rezki Warni, AVP Marketing & PR Amartha.

Rezki menyampaikan, di tahun 2022 ini, tren pinjaman modal usaha lewat microfinance marketplace berpotensi untuk terus bertumbuh. Mengingat, kondisi pandemi di Indonesia menunjukkan tren yang terus membaik, sehingga membuka peluang bagi UMKM untuk kembali bangkit dan memperluas pasar. Sejalan dengan hal tersebut, Amartha menargetkan untuk dapat menjangkau jutaan perempuan tangguh lainnya, lewat layanan keuangan inklusif.

Untuk mencapainya, Amartha senantiasa melakukan kolaborasi yang bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, baik dengan pendana institusi seperti perbankan, maupun pendana individu di kanal pendanaan ritel.

Menurut Rezki, untuk menarik lebih banyak pendana ritel, Amartha mengedepankan aspek impact investing atau investasi yang berdampak. Amartha melihat potensi dan peluang yang besar terhadap minat pendana ritel akan impact investing, sebagaimana investor berskala global yang telah bergabung dengan Amartha.

Fintech P2P lending Modalku juga merupakan platform pendanaan digital yang fokus untuk menyediakan akses pendanaan kepada UMKM, sehingga seluruh pendanaan yang disalurkan memang dikhususkan untuk UMKM.

Total penyaluran Grup Modalku memasuki Semester II telah menembus angka Rp 35 triliun. Hingga saat ini jumlah penyaluran pinjaman mencapai Rp 36,29 triliun kepada lebih dari 5 juta jumlah transaksi pinjaman UMKM di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Pencapaian ini bertumbuh 47% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. 

Sebagai informasi, Modalku menyediakan layanan pendanaan digital, dimana peminjam (UMKM yang berpotensi) bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa jaminan hingga Rp 2 miliar dengan tenor bervariatif yang disesuaikan dengan profil usaha peminjam.

Co-Founder Funding Societies dan CEO Modalku Indonesia Reynold Wijaya menjelaskan, Modalku berupaya untuk selalu menerapkan keterbukaan untuk memperluas jangkauan pembiayaan kami di seluruh Indonesia, melalui kolaborasi dengan platform digital seperti e-commerce yang memungkinkan kami mendukung UMKM di luar Jawa, termasuk Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

"Selain itu, kami juga terus memaksimalkan penggunaan media digital sehingga dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan informasi terkait Modalku," katanya.

Jika dibandingkan dengan wilayah lain, wilayah Jawa, serta Sumatera dan Bali cukup mendominasi penyaluran pembiayaan di luar pulau Jawa. Sektor UMKM yang mendominasi pun cukup seimbang antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa, yaitu sektor perdagangan baik itu besar maupun eceran. 

"Kami berharap  tahun ini tetap dan terus menjadi tahun yang potensial karena kondisi perekonomian yang mulai membaik. Ke depannya kami akan fokus untuk melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak agar dapat menjadi solusi untuk perkembangan bisnis UMKM," tambah Reynold.

Ia mengaku selalu terbuka untuk memperluas jangkauan pembiayaan perusahaan di seluruh Indonesia. Ke depannya Modalku juga akan menyesuaikan fasilitas yang disediakan sesuai dengan strategi bisnis Modalku saat ini. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk terus memajukan perekonomian Indonesia dan tentunya menjangkau lebih banyak segmen di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×