kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Fintech pertanian dinilai masih potensial untuk berkembang


Jumat, 20 Desember 2019 / 22:21 WIB
Fintech pertanian dinilai masih potensial untuk berkembang
ILUSTRASI. Warga menata kubis yang baru dipanen di perladangan lereng gunung Sindoro Desa Mentosari, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (18/12/2019). Fintech pertanian masih potensial untuk berkembang. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/pd.


Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengatakan, masih potensial untuk berkembang pesat. Alasannya selain sebagai negara maritim, Indonesia juga adalah negara agraris.

Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas AFPI Tumbur Pardede mengatakan akses finansial kepada sektor UMKM pertanian masih terbatas.

Baca Juga: Kredit Pintar kaji salurkan pinjaman ke sektor pertanian

"Melalui fintech lending, yang memiliki analisa dan metode berbeda memakai teknologi algoritma dengan institusi keuangan konvensional, serta kecocokan dengan kebutuhan permodalan pelaku usaha UMKM pertanian, maka potensi permodalan ke depan akan semakin meningkat," kata Tumbur kepada Kontan.co.id.

Tumbur juga bilang, fintech lending sektor produktif akan menekankan kepada para pelaku usaha yang bergabung dalam suatu ekosistem atau kelompok dimana melalui kerjasama dengan ekosistem atau kelompok tersebut, mampu memberikan data transaksi usaha atau data pendapatan para pelaku usaha yang membutuhkan permodalan.

Dimana data-data tersebut merupakan parameter yang penting bagi fintech lending.

Baca Juga: TaniFund telah salurkan pinjaman sebesar Rp 86,8 miliar kepada 1.500 petani

Fintech perlu membangun sistem pendukung bagi para petani. Mulai dari sarana produksi berkualitas seperti bibit dan pupuk, akses pemasaran, dan juga instrumen perlindungan melalui asuransi.

Oleh karena itu, menurut dia, keberadaan fintech pertanian menjadi harapan besar bagi petani-petani di negara ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×