Reporter: Yoliawan H | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan deposito PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) terlihat stagnan pada awal tahun 2018. Itu tercermin dari laporan keuangan bulan Maret 2018 yang menunjukan pertumbuhan deposito BNI turun 1,55% year on year (yoy) menjadi Rp 168,84 triliun.
Angka tersebut pun menurun bila dibandingkan dengan pertumbuhan deposito bulan Februari 2018 sebesar 9,29% yoy menjadi Rp 172,96 triliun.
Menanggapi tren deposito tersebut, Direktur Ritel BNI, Tambok Parulian Setyawati Simanjuntak menjelaskan, pertumbuhan deposito yang relatif stagnan di kuartal I 2018 dipengaruhi oleh strategi BNI yang fokus pada penghimpunan dana murah atau current account and saving account (CASA). Produk ini disebut dana murah karena tidak membebankan bunga besar pada bank, contohnya adalah tabungan dan giro.
"Hal ini tercermin dalam komposisi CASA yang terus membaik di kuartal I 2018 menjadi 62,4%," jelas Tambok kepada Kontan.co.id, Rabu (25/4).
Tambok menjelaskan lebih lanjut, strategi untuk fokus ke CASA ini seiring dengan ke penurunan suku bunga kredit, sehingga untuk menjaga net interest margin (NIM) bank mengimbangi dengan penghimpunan CASA untuk menurunkan biaya dana atau cost of fund (COF).
"Deposito kedepannya masih kami proyeksikan tumbuh, namun tidak setinggi pertumbuhan CASA," tutup Tambok. Secara keseluruhan, pihaknya memproyeksikan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di tahun 2018 ini dapat tumbuh sekitar 13%-15% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News