Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. PT Pos Indonesia Persero gagal melakukan penawaran saham perdana (IPO) tahun ini. Sejumlah rencana akan dilakukan untuk mengantisipasi batalnya rencana IPO tersebut.
Direktur Utama PT Pos Indonesia Ketut Mardjana menjelaskan, kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini mencapai Rp 873,37 miliar. Padahal, dengan IPO nanti, PT Pos mengharapkan bisa meraup dana Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun.
"Kami sedang mengkaji untuk meminjam dana perbankan atau menerbitkan obligasi," terang Ketut saat ditemui di Rapat Kerja Pemerintah 2013 di Jakarta Convention Center, Senin (28/1).
Menurutnya, kebutuhan untuk meminjam dana atau menerbitkan obligasi ini masih dikaji perseroan, khususnya komposisi jumlah pendanaannya. Sebentar lagi, PT Pos akan mengajukan rencana bisnis tersebut ke Kementerian BUMN.
"Ini masih dianalisis, tergantung kecepatan investasinya. Jadi belum bisa dikasih tahu," katanya.
Kebutuhan modal tersebut akan dialokasikan untuk investasi anak usaha Rp 580 miliar, investasi di bidang properti Rp 10,5 miliar, aset tetap Rp 245,69 miliar, serta aset tak berwujud Rp 37,18 miliar.
Sekadar catatan, Kementerian BUMN memilih untuk menunda rencana IPO PT Pos Indonesia yang akan melepas 25-30 persen saham atau sekitar 3 miliar lembar saham.
Dengan rencana itu, PT Pos menginginkan bisa meraup dana Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun. Pihak Kementerian BUMN menginginkan adanya revaluasi aset sebelum PT Pos Indonesia bisa melakukan IPO. (Didik Purwanto/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News