kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gara-gara corona, kontribusi perbankan terhadap PDB ikut melorot


Senin, 17 Agustus 2020 / 20:09 WIB
Gara-gara corona, kontribusi perbankan terhadap PDB ikut melorot
ILUSTRASI. Nasabah melakukan kegiatan transaksi di Bank Cimb Niaga Jakarta, Senin (18/11). PT Bank CIMB Niaga Tbk pada triwulan III 2019 membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp2,68 triliun, tumbuh 3,47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu./pho KONTAN/Car


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek pandemi yang menggerus pertumbuhan ekonomi nasional juga turut mempengaruhi kontribusi perbankan terhadap PDB yang ikut menurun. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada kuartal II-2020, kinerja intermediasi perbankan menyumbang Rp 94,66 triliun, atau setara 2,56% dari total PDB senilai Rp 3.687,68 triliun. 

Baca Juga: Rayakan HUT RI ke-75, BNI tebar promo khusus

Nilai tersebut berkurang dibandingkan kontribusi industri perbankan pada kuartal I-2020 senilai Rp 114,79 triliun atau setara 2,92% dari total PDB senilai Rp 3.922,676 triliun. 

Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat pertumbuhan kredit perbankan sepanjang pada kuartal I-2020 juga makin loyo dibandingkan kuartal sebelumnya.  “Pada kuartal II-2020 pertumbuhan  kredit sebesar 1,49% (yoy), memang mengalami penurunan secara gradual dibandingkan kuartal I-2020 sebesar 2,77% (yoy),” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso belum lama ini. 

Meski demikian, Wimboh bilang memasuki kuartal III-2020 pertumbuhan kredit kembali meningkat akibat sejumlah stimulus yang diberikan pemerintah. Terutama terkait penempatan dana kepada bank pelat merah dan bank daerah, termasuk soal penjaminan kredit UMKM maupun korporasi yang ditanggung pemerintah. 

Adapun Ekonom INDEF Bhima Yushistira menjelaskan untuk memperbaiki kinerja sekaligus kontribusi perbankan memang sejumlah stimulus tadi memang perlu dioptimalkan buat memulihkan ekonomi. Meskipun ia menaksir hingga akhir tahun, perbankan masih akan tetap menahan ekspansi. 

Baca Juga: Peluang masih terbuka, bankir ramal kredit konsumer tetap tumbuh sepanjang tahun

“Pertumbuhan kredit akan alami kontraksi yang cukup dalam, terutama karena adanya perbankan akan lebih hati-hati menyalurkan kredit. proyeksinya pertumbuhan kredit bahkan bisa lebih rendah atau hingga negatif, karena sejak Mei sudah berada di level 2%,” katanya kepada Kontan.co.id.

Sementara sejumlah bankir mengaku masih optimistis masih dapat mempertahankan pertumbuhan kredit yang positif, setidaknya hingga 4% pada tahun ini.

“Seiring sejumlah stimulus, kami masih optimistis bisa mencapai pertumbuhan kredit di kisaran 4-5%. Ini juga sesuai dengan proyeksi yang dicanangkan oleh OJK,” kata Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Sigit Prastowo kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Ekonom CORE sebut peran multifinance menggerakkan perekonomian masih kecil, kenapa?

Sementara Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) Ferdian Timur Satyagraha bahkan mengaku bisa meraih pertubuhan kredit hingga double digit hingga akhir tahun. Salah satu alasannya, karena perseroan juga baru dapat penempatan dana dari pemerintah Rp 2 triliun untuk bekal ekspansi kredit. 

“Sebelum ada dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) kami targetkan pertumbuhan kredit 8%, dengan dana PEN potensi pembiayaan makin besar, sehingga mungkin bisa tumbuh di atas 10%,” ungkapnya kepada Kontan.co.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×