Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama masa pandemi Covid-19, kebiasaan bertransaksi nasabah perbankan mulai bergeser dari layanan e-channel seperti mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan Electronic Data Capture (EDC) ke layanan digital banking. Hal ini membuat tren pertumbuhan transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) melandai.
Bank Indonesia (BI) pada paparannya Kamis (21/1) lalu mencatat pada akhir tahun 2020 lalu pertumbuhan APMK naik sebesar 1,36% secara year on year (yoy) menjadi Rp 695,5 triliun. Walau pertumbuhannya terlihat kecil, sejatinya menurut BI pertumbuhan itu sudah jauh lebih baik.
Sebab, pada November 2020 transaksi tersebut mengalami kontraksi alias turun sebesar 1,93% yoy. Transaksi ekonomi dan keuangan digital memang diakui bank sentral terus tumbuh tinggi di tahun lalu. Sejalan dengan penggunaan platform e-commerce dan instrumen digital di masa pandemi, serta kuatnya preferensi dan akseptasi masyarakat akan transaksi digital.
Hal ini bisa dilihat pada posisi volume transaksi digital banking. Data BI menunjukkan pertumbuhannya telah naik 13,91% yoy menjadi Rp 2.774,5 triliun. Jauh lebih signifikan dibandingkan transaksi menggunakan kartu.
Baca Juga: Stimulus bagi bank di tahun ini tidak berkurang
Sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id membenarkan fenomena itu. Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan memang sudah menjelaskan, bahwa bahkan sebelum pandemi pun pertumbuhan transaksi nasabah menggunakan digital banking terutama mobile banking kian meningkat pesat.
Hal ini tentu tidak terlepas dari strategi di hampir seluruh bank, termasuk CIMB Niaga yang gencar mendorong penggunaan digital.
Lani mencontohkan, transaksi digital nasabah perseroan melalui aplikasi OctoMobile (Mobile Banking CIMB Niaga) diakui meningkat drastis tahun lalu, dari berbagai jenis produk. "Secara transaksi naik 50% yoy, dan dari sisi volume hampir naik double (dua kali lipat)," katanya, Jumat (22/1).
Di sisi lain, transaksi berbasis kartu terutama kartu kredit diakui perseroan mengalami kontraksi. Salah satunya transaksi kartu kredit CIMB Niaga tahun lalu turun sebanyak 8% secara yoy.
"Tahun ini kami targetkan transaksi untuk terus tumbuh. Saat ini masyarakat juga sudah mulai terbiasa dengan transaksi digital," imbuhnya.
Senada, Direktur Distribution and Retail Funding PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Jasmin juga bilang tahun lalu transaksi digital semakin masif.
Meski begitu, secara total transaksi melalui kanal e-channel BTN masih tumbuh sekitar 39% secara tahunan selama 2020. "Diperkirakan tahun 2021 tetap akan tumbuh signifikan," katanya.
Baca Juga: BI Memperpanjang Relaksasi Kartu Kredit
Serupa dengan data BI sebelumnya, rata-rata transaksi menggunakan kartu di Bank BTN juga terkontraksi. Penurunannya sepanjang tahun lalu sekitar 10% secara tahunan.
Melihat fenomena pergeseran budaya transaksi ini, Jasmin menilai ke depan bisa saja transaksi menggunakan kartu semakin ciut.
"Kalau nasabah sudah terbiasa pakai mobile banking dan internet banking, rasanya sulit untuk balik dengan transaksi kartu debit. Karena nasabah sudah punya pengalaman transaksi," pungkasnya.
Selanjutnya: Pembayaran tanpa kontak makin diminati, hanya 16% berencana kembali ke konvensional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News