kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gara-gara virus corona, Bank Mandiri perkirakan NPL bisa naik 0,2%-0,3%


Rabu, 19 Februari 2020 / 20:19 WIB
Gara-gara virus corona, Bank Mandiri perkirakan NPL bisa naik 0,2%-0,3%
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar (tengah) saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (19/2).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merebaknya wabah virus corona di China akan berdampak pada penyaluran kredit perbankan. Kondisi itu diperkirakan akan bikin kredit melambat pada paruh pertama tahun ini dan bisa mendorong kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).

Royke Tumilaar, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyebut dampak terbesar dari merebaknya virus tersebut akan dirasakan oleh sektor pariwisata dan juga sektor industri yang memiliki bahan baku impor terutama yang berasal dari China.

Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) tebar dividen Rp 16,5 triliun dari laba bersih tahun 2019

Namun, Bank Mandiri belum memiliki angka seberapa besar dampak perlambatan kredit yang diakibatkan wabah itu. Sementara dampak terhadap kualitas aset menurut Royke bisa bikin NPL Bank Mandiri naik sekitar 0,2%-0,3%. 

"Pertumbuhan kredit akan slow di awal tahun. Sementara NPL bisa naik 0,2%-0,3%," kata Royke di Jakarta, Rabu (19/2).

Dengan potensi kenaikan NPL tersebut, Bank Mandiri akan mempertimbangkan untuk menambah pencadangan jika wabah corona masih belum mereda. 

Namun, Royke berharap wabah virus tersebut bisa semakin berkurang sehingga dampaknya terhadap aktivitas ekonomi tidak membesar.

Baca Juga: Bursa Calon Komisaris Utama Bank BUMN Didominasi Mantan Direktur Utama Bank Mandiri

Jika virus tersebut terus berkembang, industri dalam negeri yang bergantung pada impor bahan baku dari China akan mengalami perlambatan ekspansi, termasuk sektor otomotif. Kesulitan bahan baku itu, tambah Royke, pada akhirnya bisa menyebabkan gejolak harga di pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×