kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

GELIndo kembangkan bisnis asuransi non-unitlink


Rabu, 22 Februari 2012 / 11:11 WIB
GELIndo kembangkan bisnis asuransi non-unitlink
ILUSTRASI. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).


Reporter: Feri Kristianto |

JAKARTA. Belakangan, perusahaan asuransi jiwa semakin gencar menyasar produk asuransi berbalut investasi alias unitlink, tapi Great Eastern Life Indonesia (GELIndo) malah menempuh cara berbeda. Perusahaan ini tidak lagi fokus ke unitlink, tapi mulai mengembangkan asuransi tradisional. Manajemen menargetkan, premi asuransi ­non-unitlink bisa meningkat.

Manajemen GELIndo beralasan, kontribusi premi unitlink sudah cukup besar. Dari total premi baru di 2011 sebesar Rp 160 miliar, sebanyak 80% di antaranya dari unitlink. Sisanya, dari premi asuransi tradisional. "Tahun ini, kami menargetkan, kontribusi premi asuransi tradisional naik menjadi 30%," kata Yannes Candra, Direktur Operasional dan Informasi Teknologi GELIndo, Selasa (21/2).

Manajemen sudah menyiapkan strategi menyukseskan rencana itu. Mereka meluncurkan produk asuransi kesehatan MaxHealth dan MaxPrestige Care. GELIndo akan menjual produk itu melalui jalur bancassurance di Bank OCBC NISP.

Sasaran produk ini adalah nasabah kelas menengah dan pemilik rekening Rp 500 juta. Untuk tahun pertama, kontribusi premi kedua produk diharapkan mencapai Rp 30 miliar-Rp 40 miliar.

Yannes optimistis, karena OCBC NISP memiliki ribuan nasabah. Selain mengerek perolehan dari non-unitlink, produk ini diharapkan membantu peningkatan premi dari lini distribusi bancassurance GELIndo.

Maklum selama ini, kontribusi bancassurance terhadap perolehan premi mencapai 60%, sedangkan keagenan hanya 40%. Nah tahun lalu, bancassurance bisa menghasilkan premi baru sebesar Rp 85 miliar alias tumbuh dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Melihat kondisi ini, GELIndo memilih akan menggenjot kontribusi dari bancassurance dibandingkan keagenan. "Produk ini sudah didesain sejak lama, kami yakin bakal laku di pasaran," tandas Francis Seo, Associate Director Bancassurance Division GELIndo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×