Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia masih mampu bertumbuh di tengah pandemi. Merujuk laporan keuangan konvensional, laba bersih Generali mencapai Rp 39,84 miliar hingga Maret 2020. Nilai itu tumbuh 9,42% year on year (yoy) dibandingkan kuartal 1-2019 senilai Rp 36,41 miliar.
Kinerja itu ditopang oleh pertumbuhan pendapatan premi 10,37% yoy dari Rp 690,64 miliar menjadi Rp 762,24 miliar di Maret 2020. Sedangkan klaim dan manfaat yang dibayar tumbuh tipis 0,51% yoy dari Rp 177,7 miliar menjadi Rp 178,61 miliar hingga tiga bulan pertama 2020.
Baca Juga: Asuransi Generali Koleksi 5,04% Saham HK Metals (HKMU)
Kendati demikian, tekanan terjadi pada hasil investasi yang merugi Rp 647,21 miliar. Hal ini tidak terlepas dari tekanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi dalam 27,95% dibandingkan awal tahun seiring meluasnya penyebaran Covid-19.
Tekanan pada IHSG juga turun menekan aset investasi Generali. Hingga Maret 2020, aset investasi tercatat Rp 4,24triliun. Padahal Maret 2019, aset investasi sebanyak Rp 5,55 triliun. Chief Executive Officer Generali Indonesia Edy Tuhirman menyatakan terus memperkuat tim untuk bisa memberikan proteksi asuransi ke semakin banyak orang setelah kuartal dua 2020.
Ia mengakui, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah menjadi tantangan tersendiri bagi industri asuransi. Memasuki kondisi New Normal, aktifitas sudah mulai pulih meski harus tetap hati-hati dan ini membuka peluang untuk melakukan interaksi tatap muka.
“Walaupun demikian, penjualan secara digital masih terus kami perkuat karena setelah PSBB yang lalu, masyarakat semakin terbiasa berinteraksi secara online. Penjualan-penjualan secara online juga makin gencar, terlebih kebijakan baru OJK yang memperbolehkan unit link dipasarkan secara daring juga menjadi kesempatan tersendiri bagi kami,” ujar Edy kepada Kontan.co.id pada Rabu (24/6).
Baca Juga: Asuransi dinilai memiliki peran penting di tengah pandemi
Ia melanjutkan, Inovasi Generali pada Robo ARMS, juga telah berhasil menjadi solusi bagi nasabah yang kinerjanya pada unit link mencapai 22% di atas IHSG per 5 Juni 2020). Solusi ini juga akan terus Generasli sosialisasikan kepada nasabah dan calon nasabah agar mereka bisa mendapatkan perlindungan kesehatan maksimal karena nilai investasi mereka lebih optimal.
Edy mengaku tengah mempersiapkan beberapa produk baru yang segera diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan akan asuransi yang kian tinggi. Lantaran ia melihat potensi asuransi tahun masih ada walaupun ada kecenderungan menurun akibat lemahnya daya beli masyarakat yang disebabkan krisis ekonomi akibat pandemi.
“Kreativitas tentu dibutuhkan untuk memitigasi hal ini dengan memberikan kemudahan akses dan keringanan dalam metode pembayaran, juga memberikan proteksi pasti dengan premi terjangkau. Kesadaran masyarakat semakin tinggi karena butuh proteksi namun di sisi lain ada kesulitan ekonomi yang sedang dihadapi ini harus tetap diberikan solusi,” pungkas Edy.
Asal tahu saja, Data Otoritas Jasa Keuangan mencatatkan hingga Maret 2020, industri asuransi jiwa mengalami kerugian hingga Rp 884,86 miliar. Nilai itu semakin dalam dibandingkan Maret 2019 yang hanya merugi Rp 431,15 miliar.
Baca Juga: Ada insentif pajak, asuransi umum berharap bisa perbaiki cash flow
Merujuk data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pendapatan premi industri asuransi jiwa turun 4,9% yoy dari Rp 46,4 triliun menjadi Rp 44,11 triliun hingga Maret 2020. Sedangkan hasil investasi turun hingga 450,8% yoy menjadi rugi 47,05 triliun.
“Terkait dengan hasil investasi industri asuransi jiwa sebagai suatu bisnis jangka panjang, terdapat penurunan hasil investasi pada Kuartal I Tahun 2020 yang dikarenakan kondisi pasar modal Indonesia setelah kondisi pandemi global Covid-19.
Dampaknya, industri asuransi jiwa, yang berhubungan erat dengan pasar modal, ikut terpengaruh. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG telah terkoreksi 27,8% sejak awal tahun hingga Maret 2020,” terang Budi Tampubolon, Ketua Dewan Pengurus AAJI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News