kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Genjot fee based income, Bank Permata gandeng IIF


Selasa, 09 Oktober 2012 / 08:20 WIB
Genjot fee based income, Bank Permata gandeng IIF
Opini Rio Christiawan - Menyoal implementasi aturan pembatasan di masa pandemi. Beliau adalah Dosen Hukum Bisnis Universitas Mulya


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Demi mendongkrak pendapatan berbasis komisi alias fee based income, Bank Permata  merangkul PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF). Bank Permata bukan sebagai penyalur kredit, melainkan menjadi facility dan security agent, yakni pengelola pelaksanaan admistrasi dan pencairan pembiayaan di IIF.

Salah satu penyaluran pembiayaan IIF dalam waktu dekat adalah ke proyek pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan. Di proyek jalan tol sepanjang 116 kilometer (km) itu, IIF menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 500 miliar. "Sebagai agen, kami akan mendapatkan komisi lumayan tebal," kata Roy Arfandy, Direktur Wholesale Banking Bank Permata, kemarin.

Sayang, Roy enggan merinci besarnya komisi itu. Ia hanya memastikan, kerjasama ini demi mendongkrak pertumbuhan pendapatan komisi tahun ini sebesar 20% dibandingkan tahun lalu.

Memang, manajemen Bank Permata membutuhkan banyak strategi baru untuk menggenjot pendapatan di sektor ini. Maklum, Permata  baru mengantongi pendapatan provisi dan komisi sebesar Rp 436,28 miliar per akhir semester I 2012. Jumlah itu hanya tumbuh 10,6% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Menurut Roy, potensi pendapatan komisi dari IIF sangat besar. Soalnya, IIF bakal membiayai banyak proyek.  "Ada proyek lain yang sedang dijajaki, seperti pembangkit listrik tenaga gas dan proyek infrastruktur lainnya," ujar Roy.

Rudy Tanjung, Head Transaction Banking Bank Permata, menjelaskan fee based income dari lini wholesale banking berkontribusi sebanyak 30%-40% terhadap total laba di sektor bisnis ini. Sedangkan, sisanya berasal dari pendapatan bunga, operasional, dan tresuri.

Tahun lalu, manajemen mencatat lini wholesale banking atau bisnis bank yang menyasar pasar korporasi bernilai Rp 34 triliun. Jumlah menyumbang 45%-55% dari total aset. "Porsi bisnis kami tahun ini tidak berubah, tapi fee based income akan digenjot naik 50% terhadap perolehan laba wholesale banking dalam 2-3 tahun mendatang," tutur Rudy.

Kartika Wiroatmodjo, Direktur Utama IIF, mengungkapkan kerjasama dengan Bank Permata karena memerlukan dukungan dalam operasional pencairan dan pembayaran kredit. "Ini karena kami lembaga keuangan non-bank yang tidak memiliki kemampuan operasional seperti Bank Permata," imbuh dia.

Selain membiayai pembangunan jalan tol itu, IIF juga memberi kredit untuk proyek pembangkit listrik tenaga gas di Jambi dan tenaga hydro di Medan. IIF juga masih punya dua-tiga proyek lain di sektor telekomunikasi, air, dan distribusi gas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×