Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk mencatat pertumbuhan kredit 5,34% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 32,19 triliun pada semester 1-2018 . Realisasi kredit ditopang oleh kredit konsumer sebesar Rp 22,32 triliun, sisanya Rp 9,87 triliun berasal dari kredit produktif.
Artinya kredit produktif hanya menyumbang 30,67% dari total penyaluran kredit. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha mengatakan terdapat beberapa alasan masih kecilnya penyaluran kredit produktif. "Betul risiko kredit produktif lebih tinggi. Lalu, BPD memiliki pasar utama pada kredit aparatur sipil negara (ASN) dengan risiko rendah. Gaji di BPD tinggal potong," ujar Ferdian kepada Kontan.co.id pada Senin (25/7).
Selain itu, sindikasi kredit ke badan usaha milik negara (BUMN) lebih banyak diberikan ke bank milik BUMN. Ferdian menambahkan, saat ini permintaan kredit produktif lebih banyak melalui kredit usaha rakyat (KUR) lantaran memiliki suku bunga yang murah.
"Kami belum menyalurkan KUR karena baru proses pengajuan. Beberapa tahun ini, tidak ikut serta menyalurkan KUR. Sebab ada produk loan agreement dana dari pemda," jelas Ferdian.
Manajemen Bank Jatim mengharapkan pada tahun 2019 dapat menyalurkan KUR sebanyak Rp 200 miliar. Hingga akhir tahun ini, Ferdian menargetkan pertumbuhan kredit produktif Bank Jatim bisa mencapai 12%.
Guna mencapai target tersebut, Ferdian menyatakan, pihkanya akan memacu kredit ke sektor pertanian. Kemudian di sektor korporasi melakukan pembiayaan proyek jalan tol baik baik di Jakarta maupun di Jawa Timur. Ferdian pun merinci beberapa rencana pencairan kredit produktif hingga akhir tahun.
"Proyek enam tol dalam kota Jakarta seniliai Rp 100 miliar, kredit ke pertanian Rp 200 miliar, kredit mikro Rp 250 miliar, kredit ke rumah sakit Rp 150 miliar, dan kredit ke Pemda Banyuwangi senilai Rp 218 miliar," kata Ferdian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News