Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID- SURABAYA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perkuat literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia dengan mengelar Bulan Inklusi Keuangan dan FinExpo 2025 di Surabaya.
Asal tahu saja, pameran keuangan ini diadakan selama empat hari pada Kamis (23/10) hingga Minggu (26/10) di Tunjungan Plaza Surabaya.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan bahwa peningkatan literasi dan inklusi keuangan merupakan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara.
Sekedar info, selama periode 1 September - 24 Oktober 2025, OJK telah melakukan inklusi keuangan di 37 kantor OJK di seluruh Indonesia.
“Kami sudah melakukan 5.182 kegiatan (inklusi dan literasi) di seluruh Indonesia dengan capaian 10.874.634 peserta naik 67,87% dibandingkan tahun lalu,” kata Friderica di acara FinExpo 2025, Jumat (24/10).
Baca Juga: Transaksi BNI Agen46 Capai 79,81 Juta Transaksi Per September 2025, Tumbuh 37,2%
Hal tersebut berhasil membuka akses keuangan baru untuk masyarakat di tanah air yakni 3.550.000 rekening baru yang dibuka, naik 0.27% dari pelaksanaan tahun lalu.
Selain itu, ada pembukaan 643.000 rekening investasi baru di bidang pasar modal. Jumlah ini naik 310% dari tahun lalu.
Di bidang asuransi ada pembukaan 951.000 polis baru naik sekitar 30% dari capaian tahun lalu. Sedangkan di sektor pembiayaan ada 1,47 juta pembukaan rekening pembiayaan baru dan 5 juta transaksi pergadaian baru, serta 720.000 akun fintech baru.
Friderica menambahkan bahwa OJK optimis target inklusi keuangan 98% pada tahun 2045 akan tercapai.
Sekedar info, berdasarkan survei nasional tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia sudah mencapai 66,46% dan inklusi keuangan 80,50%.
Kendala meningkatkan inklusi dan literasi keuangan masyarakat
Friderica mengatakan OJK juga menghadapi kendala saat melakukan misi meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat.
“Kendala kami adalah wilayah Indonesia yang luas,” jelasnya.
Kendala lainnya yang dihadapi oleh OJK dalam memperluas inklusi dan literasi keuangan adalah akses internet yang tidak stabil serta tingkat pendidikan yang beragam.
Tak patah arah, OJK menggunakan tim percepatan target akses daerah yang ada di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia untuk memberikan literasi dan inklusi keuangan pada msyarakat.
Baca Juga: Dana Pihak Ketiga Bank Digital Melonjak di Tengah Pelonggaran Likuiditas
Selanjutnya: Hero Global Investment (HGII) Bidik Peluang dari Pengadaan EBT Akhir Tahun
Menarik Dibaca: Cancel Culture Bisa Menganggu Mental lo, Ini Cara Mengatasinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













