kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot Pendapatan, BII bidik pembayaran tiket


Kamis, 19 Desember 2013 / 09:29 WIB
Genjot Pendapatan, BII bidik pembayaran tiket
ILUSTRASI. alkohol adalah salah satu pantagan pengidap sakit jantung.


Reporter: Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Perbankan tampaknya tengah agresif membidik layanan pembayaran tiket  perjalanan untuk menggenjot pendapatan. Tengok saja langkah Bank Internasional Indonesia (BII). Setelah menggandeng maskapai Air Asia, kini BII menggandeng maskapai Citilink Indonesia, anak usaha Garuda Indonesia.

Selain kerjasama pembayaran tiket secara online melalui ATM BII, BII juga menyediakan layanan pembayaran tiket secara online bagi biro perjalanan melalui sistem BII corporate online payment (Coolpay). Sehingga, biro perjalanan dapat membayar pembelian tiket Citilink secara online dan cepat. Di sisi lain, Citilink bisa memantau pembayaran tiket dari biro perjalanan secara real time.

Layanan tersebut tentu juga akan menguntungkan bagi BII. Direktur Perbankan Global BII Frans Rahardja Alimhamzah, mengatakan transaksi pelanggan melalui ATM dan Coolpay BII akan menambah pundi-pundi pendapatan komisi alias fee based income. Ia memperkirakan, kerjasama dengan Citilink akan menambah pendapatan komisi BII sehingga meningkat menjadi 20%.

BII berharap kerjasama dengan Citilink bisa berkembang ke jaringan elektronik lainnya, termasuk internet banking dan mobile banking. Dalam kerjasama ini, Citilink juga melengkapi kerjasama BII dengan 3.500 biro perjalanan.

Thila Nadason, Pjs Presiden Direktur BII, layanan Coolpay merupakan bagian dari layanan transaction banking. Layanan ini merupakan solusi BII bagi nasabah dan mitra bisnis sejalan dengan layanan cash management dan electronic banking.

Menurut Lani Darmawan, Direktur Ritel BII, pendapatan berbasis komisi ke depan harus menjadi andalan perbankan. Saat ini, kontribusi fee based income terhadap pendapatan BII masih berada di bawah 30%. Menurut Lani, sebagian bank tradisional masih tetap mengandalkan pendapatan dari pembiayaan dan margin bunga bersih alias net interest margin (NIM). Ini akan menjadi tantangan bagi perbankan. Jika pendanaan dan kredit sama-sama naik. NIM akan tertekan.

Untuk itu, BII ke depan akan fokus mengembangkan layanan elektronik Sayang, Lani enggan memberitahu anggaran belanja pengembangan layanan elektronik BII tahun depan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×